WONOSOBO- Permintaan bibit kentang berkualitas di Kabupaten Wonosobo sangat tinggi, bahkan setiap musim tanam jika di nominalkan uang, mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu kisaran Rp 150 miliar.
Bibit kentang yang ditanam di kabupaten Wonosobo berasal dari Lembang Jawa Barat. Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Pangan Pertanian Dan Peternakan Wonosobo diminta untuk memperluas penelitian kentang dan memperbanyak kelompok tani bibit.
“ Kita dorong OPD terkait untuk serius melakukan kajian dan memperbanyak kelompok penangkar bibit,” ungkap Ketua Komisi B DPRD Wonosobo Azis Nuriharyono disela pantauan bibit kentang G 0 dengan sistem kultur jaringan di Serang Kejajar
Informasi yang diperoleh dari Badan Penelitian Sayuran ( Balitsa) menyebtukan bahwa permintaan bibit kentang dari petani wonosobo sangat tinggi, bahkan setiap musim mencapai Rp.150 milyar, sangat disayangkan jika peluang itu tidak diambil oleh petani dan juga pemkab wonosobo.
“ Potensinya sudah jelas, peluangnya juga ada, campur tangan pemerintah di ranah itu perlu, baik sarana dan prasarana serta tranfer pengetahuan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Pertanian Dan Peternakan Abdul Munir menegaskan komitmennya untuk mendorong dan memotivasi petani dalam membangun pembibitan kentang dengan metode kultur jaringan .
“ Tahun 2018 kita siapkan demplot, sebagai pembading sekaligus lokasi belajar bagi petani kentang,” katanya.
Menurutnya, petani kentang wonosobo sendiri belum sepenuhnya memahami, kenal dan yakin dengan metode penagkaran bibit kentang dengan kultur jaringan. Selama ini petani mengambil bibit dari lembang dengan harga yang cukup mahal.
“ kalau bisa produksi benih disini akan lebih cepat, akan sangat membantu petani,” katanya.
Sedangkan Ketua Kelompok Tani Adiguna Farm Serang Kejajar Adhi Nurcholis mengemukakan bahwa kelompok tani yang ia pimpin fkus pada pembenihan kentang G0. Hal tersebut sebagai upaya untuk memenuhi benih kentang di kabupaten wonosobo.
“ selama ini petani membeli dari lembang, jawa barat. Padahal sering kulaitasnya tidak memuaskan,” katanya.
Pihaknya mengaku Kelompok Tani Adiguna Kejajar telah melakukan penelitian dan membangun laboratorium serta green house untuk proses pembenihan kentang G0 selama hampir tiga tahun secara swadaya.
“ proses yang kita lakukan selama ini swadaya, kita berharap semua sarana yang sudah dibangun tersebut bisa memberikan manfaat bagi petani di kawasan dieng wonosobo,” pungkasnya. (gus)
Bibit kentang yang ditanam di kabupaten Wonosobo berasal dari Lembang Jawa Barat. Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Pangan Pertanian Dan Peternakan Wonosobo diminta untuk memperluas penelitian kentang dan memperbanyak kelompok tani bibit.
“ Kita dorong OPD terkait untuk serius melakukan kajian dan memperbanyak kelompok penangkar bibit,” ungkap Ketua Komisi B DPRD Wonosobo Azis Nuriharyono disela pantauan bibit kentang G 0 dengan sistem kultur jaringan di Serang Kejajar
Informasi yang diperoleh dari Badan Penelitian Sayuran ( Balitsa) menyebtukan bahwa permintaan bibit kentang dari petani wonosobo sangat tinggi, bahkan setiap musim mencapai Rp.150 milyar, sangat disayangkan jika peluang itu tidak diambil oleh petani dan juga pemkab wonosobo.
“ Potensinya sudah jelas, peluangnya juga ada, campur tangan pemerintah di ranah itu perlu, baik sarana dan prasarana serta tranfer pengetahuan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Pertanian Dan Peternakan Abdul Munir menegaskan komitmennya untuk mendorong dan memotivasi petani dalam membangun pembibitan kentang dengan metode kultur jaringan .
“ Tahun 2018 kita siapkan demplot, sebagai pembading sekaligus lokasi belajar bagi petani kentang,” katanya.
Menurutnya, petani kentang wonosobo sendiri belum sepenuhnya memahami, kenal dan yakin dengan metode penagkaran bibit kentang dengan kultur jaringan. Selama ini petani mengambil bibit dari lembang dengan harga yang cukup mahal.
“ kalau bisa produksi benih disini akan lebih cepat, akan sangat membantu petani,” katanya.
Sedangkan Ketua Kelompok Tani Adiguna Farm Serang Kejajar Adhi Nurcholis mengemukakan bahwa kelompok tani yang ia pimpin fkus pada pembenihan kentang G0. Hal tersebut sebagai upaya untuk memenuhi benih kentang di kabupaten wonosobo.
“ selama ini petani membeli dari lembang, jawa barat. Padahal sering kulaitasnya tidak memuaskan,” katanya.
Pihaknya mengaku Kelompok Tani Adiguna Kejajar telah melakukan penelitian dan membangun laboratorium serta green house untuk proses pembenihan kentang G0 selama hampir tiga tahun secara swadaya.
“ proses yang kita lakukan selama ini swadaya, kita berharap semua sarana yang sudah dibangun tersebut bisa memberikan manfaat bagi petani di kawasan dieng wonosobo,” pungkasnya. (gus)