warga for ekspres |
"Kejadian ini menunjukkan bahwa pantai selatan Kebumen memang tidak layak dipakai sebagai lokasi ujicoba senjata," ujar Widodo Sunu, Kamis malam (14/9/2017).
Widodo Sunu pun berharap, pemerintah baik tingkat daerah hingga pusat, tidak menutup mata dengan kejadian tersebut. Terlebih, adanya mortir yang nyasar ke area persawahan warga meski sudah ada pagar pengaman yang dibangun TNI, bukan kali pertama. Sebelumnya, peristiwa serupa pernah terjadi di Desa Entak Kecamatan Ambal.
"Pemerintah harusnya tidak menutup mata dengan kejadian ini," ujarnya.
Sementara itu, Dandim 0709 Kebumen Letkol Suaep melalui Pasi Intel Kodim 0709/Kebumen Kapten Arh Kholiludin tak membantah mortir yang jatuh di areal persawahan kemarin milik TNI AD yang sedang menggelar latihan.
Namun demikian, pihak TNI AD telah menyelesaikan persoalan tersebut. “Sudah tidak ada masalah lagi, semua telah diselesaikan. Yang menggarap sawah minta uang Rp 100 ribu dan sudah dikasih,” ucapnya.
Seperti diberitakan, sebuah mortir ditemukan warga Desa Petangkuran Ambal, Kamis pagi. Kepala Desa Petangkuran Kecamatan Ambal, Muhlisin mengatakan mortir temuan tersebut diamankan oleh aparat yang memang tengah menggelar latihan di lapangan tembak kawasan Pantai Selatan Kebumen dalam beberapa hari terakhir.
Lokasi penemuan, menurut Muhlisin, berada sekitar 800 meter dari pagar TNI atau di luar radius area latihan TNI AD. Pagar TNI adalah pagar kawat yang dibangun TNI AD untuk pengaman saat menggelar latihan. Namun demikian, hingga saat ini warga masih berkeyakinan tanah yang berada di dalam pagar masih milik mereka. Senada dengan Widodo Sunu, Muhlisin menyebut kawasan pantai Kebumen memang tak layak lagi jadi lokasi latihan TNI. (cah)