PURWOREJO- Sebanyak 10 event kesenian menandai hari jadi ke-10 Komunitas Teater Purworejo (KTP). Rangkaian kegiatan bertajuk “Ekspresi Ruang Kontemplasi” dipusatkan di kampus barat Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP).
Perhelatan akbar KTP tahun ini diwali dengan pertunjukan teater berjudul Mega-Mega karya Arifin C Noor di Auditorium UMP. Pementasan yang disutradarai Haryanto Djee dibludaki ratusan penonton. Tidak hanya dari Purworejo, melainkan juga seniman luar kota seperti Jogja, Solo, Wonosobo, Kebumen, dan Magelang.
Mega-Mega dimainkan para pegiat KTP, yakni Achmad Fajar Chalik sebagai Koyal, Supriyo sebagai Tukijan, Widaryanto sebagai Hamung, Mahestya Andi Sanjaya sebagai Panut, Titi Prabandari sebagai Mae, dan Nuri Solekhah sebagai Retno.
Selama lebih dari dua jam di panggung, mereka berhasil menguras emosi penonton dalam nuansa perenungan yang mendalam dari sebuah kisah kehidupan kaum marjinal. Lakon surealis yang dimainkan seolah mengajak penonton turut terlibat dalam sebagian sisi kehidupan manusia yang dipenuhi dengan fantasi-fantasi dan impian.
Pemimpin Produksi, Agus Pramono, mengatakan, lakon Mega-Mega sebenarnya cukup berat dimainkan. Terlebih, pemain yang terlibat kali ini tidak seluruhnya merupakan aktor senior KTP. “Ada beberapa pemain dalam produksi ini yang pertama bergabung pentas dengan KTP,” katanya.
Meski demikian, lanjutnya, para pemain dapat tampil total dengan dukungan tim artistik senior KTP. Beberapa di antaranya Harjito, Supriyono, Hendra, dan Jamboel (Penata setting), Yulianto, Eko Bayu, Dimas, Iwan, Alvin, dan Charis Mun’im (penata musik), serta Soiman, Beny, dan Dedy Harnanto (penata lampu). Melania Sinaring Putri (penata gerak), Maria Evana Rabeta, Palupi Anggraeni, dan Dyah Binugraheni (penata kostum dan make-up).
“Alhamdulillah, sejak berdiri pada 15 Juni 2007 hingga sekarang sudah resmi berbadan hukum, KTP terus mendapatkan tempat di masyarakat berbagai kalangan,” ujar Soiman, Ketua KTP.
Mega-Mega malam itu kian lengkap dengan acara Bincang Budaya dimoderatori oleh sastrawan Purworejo yang juga pembina KTP, Sumanang Tirta Sudjana.
Asisten III Drs H Muh Wuryanto MM yang hadir mewakili Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, mengungkapkan, KTP menjadi salah satu aset berharga Purworejo yang harus terus berkembang. Menurutnya, teater menjadi ajang efektif untuk mendidik dan memberikan sosialisasi berbagai bidang kepada masyarakat.
Apresiasi juga disampaikan Ketua Dewan Teater Yogyakarta (DTY), Wahyana Giri. Dalam pengamatannya, setiap pertunjukan teater yang digelar KTP, penontonnya selalu menggembirakan.
“Salah satu indikator suksesnya sebuah pertunjukan teater adalah tingkat apresiasi penontonnya. Purworejo ini cukup bagus untuk ukuran kabupaten, sama seperti kota-kota besar seperti Jogja dan Solo,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Panitia Sajian Seni 10 Tahun KTP, menyebutkan, selain pentas dan bincang budaya, sejumlah kegiatan lainnya yakni Pameran Foto dan Karya Teater, Lomba finger Painting siswa PAUD/TK, Lomba Mewarnai siswa SD/MI, Lomba Baca Puisi Siswa SMP/MTs dan SMA/MA, aksi peduli seni, serta Workshop Teater.
“Apresiasi masyarakat dalam setiap kegiatan sangat tinggi. Bahkan, peserta baca puisi yang memperebutkan tropi Bupati Purworejo membludak dan tidak sedikit yang berasal dari luar daerah,” sebutnya. (ndi)
Perhelatan akbar KTP tahun ini diwali dengan pertunjukan teater berjudul Mega-Mega karya Arifin C Noor di Auditorium UMP. Pementasan yang disutradarai Haryanto Djee dibludaki ratusan penonton. Tidak hanya dari Purworejo, melainkan juga seniman luar kota seperti Jogja, Solo, Wonosobo, Kebumen, dan Magelang.
Mega-Mega dimainkan para pegiat KTP, yakni Achmad Fajar Chalik sebagai Koyal, Supriyo sebagai Tukijan, Widaryanto sebagai Hamung, Mahestya Andi Sanjaya sebagai Panut, Titi Prabandari sebagai Mae, dan Nuri Solekhah sebagai Retno.
Selama lebih dari dua jam di panggung, mereka berhasil menguras emosi penonton dalam nuansa perenungan yang mendalam dari sebuah kisah kehidupan kaum marjinal. Lakon surealis yang dimainkan seolah mengajak penonton turut terlibat dalam sebagian sisi kehidupan manusia yang dipenuhi dengan fantasi-fantasi dan impian.
Pemimpin Produksi, Agus Pramono, mengatakan, lakon Mega-Mega sebenarnya cukup berat dimainkan. Terlebih, pemain yang terlibat kali ini tidak seluruhnya merupakan aktor senior KTP. “Ada beberapa pemain dalam produksi ini yang pertama bergabung pentas dengan KTP,” katanya.
Meski demikian, lanjutnya, para pemain dapat tampil total dengan dukungan tim artistik senior KTP. Beberapa di antaranya Harjito, Supriyono, Hendra, dan Jamboel (Penata setting), Yulianto, Eko Bayu, Dimas, Iwan, Alvin, dan Charis Mun’im (penata musik), serta Soiman, Beny, dan Dedy Harnanto (penata lampu). Melania Sinaring Putri (penata gerak), Maria Evana Rabeta, Palupi Anggraeni, dan Dyah Binugraheni (penata kostum dan make-up).
“Alhamdulillah, sejak berdiri pada 15 Juni 2007 hingga sekarang sudah resmi berbadan hukum, KTP terus mendapatkan tempat di masyarakat berbagai kalangan,” ujar Soiman, Ketua KTP.
Mega-Mega malam itu kian lengkap dengan acara Bincang Budaya dimoderatori oleh sastrawan Purworejo yang juga pembina KTP, Sumanang Tirta Sudjana.
Asisten III Drs H Muh Wuryanto MM yang hadir mewakili Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, mengungkapkan, KTP menjadi salah satu aset berharga Purworejo yang harus terus berkembang. Menurutnya, teater menjadi ajang efektif untuk mendidik dan memberikan sosialisasi berbagai bidang kepada masyarakat.
Apresiasi juga disampaikan Ketua Dewan Teater Yogyakarta (DTY), Wahyana Giri. Dalam pengamatannya, setiap pertunjukan teater yang digelar KTP, penontonnya selalu menggembirakan.
“Salah satu indikator suksesnya sebuah pertunjukan teater adalah tingkat apresiasi penontonnya. Purworejo ini cukup bagus untuk ukuran kabupaten, sama seperti kota-kota besar seperti Jogja dan Solo,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Panitia Sajian Seni 10 Tahun KTP, menyebutkan, selain pentas dan bincang budaya, sejumlah kegiatan lainnya yakni Pameran Foto dan Karya Teater, Lomba finger Painting siswa PAUD/TK, Lomba Mewarnai siswa SD/MI, Lomba Baca Puisi Siswa SMP/MTs dan SMA/MA, aksi peduli seni, serta Workshop Teater.
“Apresiasi masyarakat dalam setiap kegiatan sangat tinggi. Bahkan, peserta baca puisi yang memperebutkan tropi Bupati Purworejo membludak dan tidak sedikit yang berasal dari luar daerah,” sebutnya. (ndi)