IMAM/ESKSPRES |
Kegiatan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dalam Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) itu dilaksanakan di Desa Bocor Buluspesantren, Jumat (6/10/2017).
Inseminasi buatan dalam program Upsus Siwab dilaksanakan dengan perincian dari Provinsi Jateng sebanyak 1.000 ekor dan Balai Besar Veteriner Wates 2.490 ekor sapi. Upsus Siwab dari Provinsi sudah terealisasi, sedangkan yang dari BB Veteriner Wates baru 1.500 ekor sapi.
“Mudah-mudahan nanti dapat terealisasi dengan baik," ungkap Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Distapang Kebumen Dokter Hewan Marti Ike Wahyu Erawati, di sela-sela kegiatan.
Pihaknya menjelaksan, Program Upsus Siwab meliputi penanganan pada gangguan reproduksi Sapi, Inseminasi Buatan dan Pemeriksaan Kebuntingan Hasil IB. Selain itu dilaksanakan pula bantuan pakan setra penyuluhan sapi betina produktif. “Asumsinya di Kebumen saat ini terdapat 65.000 ekor betina sapi. Dari jumlah tersebut 36.000 diantaranya produktif. Untuk itu maka target sapi bunting yakni 10 persen dari sapi produktif. Nantinya petugas akan menyambangi sapi-sapi yang telah di IB,” terangnya.
Kepala Distapang Kebumen Ir Pudji Rahayu menyampaikan, IB sebenarnya mempunyai beberapa kelebihan dari pada kawin buatan. IB dilaksanakan dengan indukan unggul dan sehat. IB dilaksanakan dengan waktu yang tepat yakni saat sapi betina mengalami masa subur atau birahi. “Beberapa keunggulan terdapat pada sistem IB, lebih sehat, lebih unggul dan lebih bersih,” paparnya.
Meski lebih baik, namun masyarakat belum sepenuhnya memilih IB. Pasalnya jika tidak langsung melihat pejantan dirasa kurang mantap. “Umumnya kalau tidak melihat secara langsung pejantannya maka masyarakat kurang yakin,” ujarnya.
Sementara itu, Fungsional Veteriner Distapang, Edy Sumarwanto menambahkan jika ditemukan gangguan reproduksi pada hewan maka akan langsung dilakukan perawatan. Hal itu dilakukan dengan memberikan vitamin dan pengobatan. Harapannya gangguan reproduksi dapat ditangani dengan baik sehingga nantinya sapi dapat mengalami kebuntingan. “Jika tetap tidak bunting lagi alias majer maka disarankan untuk diafkir (dipotong) karena sudah tidak produktif lagi,” tegasnya.
Pihaknya menjelaskan, gangguan reproduksi umumnya disebabkan oleh beberapa faktor yakni kurang gizi dan makanan yang kurang baik. Demi memenuhi standar gizi pihaknya menyarankan kepada para peternak untuk membuat pakan fermentasi. (mam)