IMAM/EKSPRES |
Banyaknya emas yang terdapat di sungai, membuat puluhan warga setempat kerap mendulangnya. Hal itu dilakukan dengan cara tradisional, yakni menggunakan ayakan dari kayu. Saking banyaknya, bahkan warga setempat pernah ada yang mendapatkan hingga 20 gram dalam waktu sehari.
Dari pantauan Kebumen Ekspres di lapangan, beberapa warga Desa Giritirto terlihat yang sedang mendulang emas. Kondisi alam yang mendung dengan sedikit gerimis, membuat hanya sedikit warga yang terjun ke sungai. Kendati cuaca sedang tidak mendukung namun Damiri (29) dan Yono (37) tetap terjun ke sungai untuk mencari emas.
Dengan peralatan sederhana yakni sebilang linggis, kaca mata renang dan kayu cekung serta serok pasir, Damiri dan Yono berhasil mendapatkan sekitar 0,7 gram emas. Saat ini harga jual emas butiran murni mencapai Rp 420 ribu per gram.
Dalam mendulang emas, linggis yang dibawa oleh Damiri digunakan untuk mengungkit endapan pasir yang berada di dasar sungai. Dengan menyelam menggunakan kaca mata renang, Yono menyerok endapan pasir yang telah digemburkan menggunakan linggis. Pasir yang berhasil diserok lantas diserahkan kepada Damiri yang memegang kayu cekung. Setelah itu kayu cekung diputar-putar sembari diberi air, hingga butiran batu dan pasir terbuang. “Bobot emas lebih berat dari batu dan pasir, maka berada di dasar sungai,” tutur Damiri, Rabu (4/10/2017).
Dijelaskannya, saat alat berupa kayu cekung diputar-putar maka pasir akan hanyut terbawa air. Karena biji emas lebah berat, maka akan tertinggal di dasar cekungan kayu. Saat itu, butiran emas diambil dan dimasukkan ke dalam botol, yang tergantung di leher. “Kalau dirupiahkan pendapatan hari ini pasti lebih dari Rp 100 ribu,” terangnya.(mam)