![]() |
galuh/radarbanyumas |
"Tadi malam saya kesana, Iyun diinfus, masih mual-mual, pusing. Ya itu sebagai reaksi proses detoksifikasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono MMPM.
Berdasarkan jarak waktu anak-anak merasakan gejala keracunan setelah menyantap milung, Hanung memperkirakan bahan makanan itu mengandung racun. Apabila gejala dirasakan satu hari setelahnya, biasanya karena bakteri seperti salmonela dan ecoli.
"Ini dugaan saya dari bahannya, entah saus atau mienya," katanya.
Saat ini masih belum bisa dipastikan penyebab keracunan karena masih menunggu 7-10 hari untuk mendapatkan hasil cek laboratorium. Cek sampel makanan dikatakan akan dilakukan di Solo atau di Semarang.
"Ngeceknya bukan disini. Nanti bisa dicek dari bahannya, alatnya, atau pemrosesannya," ujarnya.
Atas kasus itu, pihaknya akan meningkatkan pembinaan terhadap kesehatan keamanan pangan di industri rumah tangga. Akan tetapi, jika terjadi sesuatu akan diserahkan kepada pihak yang berwajib.
Hanung mengimbau agar orangtua membekali anaknya dengan bekal makanan dari rumah. Selain itu, sebelum berangkat sekolah pastikan anak sudah menyantap sarapan.
"Kalau bisa dibekali makanan jangan duit. Yang paling pertama ya sarapan. Yang ditengarai korban terkena ini, kan dia makan lebih banyak milung karena ia belum sarapan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Karangaren Asih Sugiarti SPd SD mengatakan, Iyun diperbolehkan pulang hari ini. Kondisi saat ini sudah mulai membaik.
"Berdasarkan pemeriksaan dokter, besok sudah bisa pulang," katanya kemarin. (gal)