KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Berbagai kegiatan mulai dari kirab hasil bumi, berziarah, doa bersama hingga pentas wayang kulit menghiasi acara Merti Desa Banioro Kecamatan Karangsambung.
Dalam kegiatan Merti Desa tersebut, dilaksanakan pula ziarah ke makam Ki Hajar Wlaran yang dipercaya merupakan Arumbinang V di Gunung Paras secara bersama-sama, Sabtu (30/9/2017).
Kegiatan kirab dilaksanakan dengan membawa tumpeng besar yang terbuat dari hasil bumi. Setelah berziarah rombongan kirab kembali berjalan untuk menuju Kantor Balai Desa Banioro. Acara kirab, acara dilanjutkan dengan tirakatan membaca doa mengelilingi tujuh tumpeng. Setelah doa, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama.
Ketua panitia pelaksana Sudaryanto menyampaikan, kegiatan kirab merupakan tradisi dan budaya yang selalu dilaksanakan rutin setiap tahun. Bahkan setiap sewindu (delapan tahun) sekali dilaksanakan Merti Desa dengan menyembelih Kerbau bule. “Itu budaya turun-temurun yang dilaksanakan di Desa Banioro,” tuturnya didampingi Kepala Desa Banioro Andi Wibowo.
Dijelaskannya, kegiatan Merti Desa dimulai sejak pagi dengan pelaksanaan kirab. Setelah itu dilaksanakan pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Bangun Kayangan” dalam Ki Siswati Muda Carito dari Clapar Karangayar. “Merti Desa merupakan bagian dari nguri-uri budaya. Hal ini penting sekali untuk dilestarikan, hingga tradisi dan budaya akan terus terjaga dengan baik,” terangnya.
Dari pantauan Kebumen Ekspres, meski terlihat lelah setelah menjalankan kirab, namun suasana suka cita dan penuh semangat tetap sangat terasa. Canda tawa masyarakat menciptakan suasana riang dan penuh keceriaan. Tua dan muda, laki-laki dan perempuan saling bertutur sapa, penuh keceriaan dan canda tawa. Acara Merti Desa di Banioro mengusung tema “Wujudkan Merti Desa Sebagai Tradisi dan Budaya Menuju Tegakkan NKRI”.
Ketua Dewan Permusyawaratan Desa (DPD) Banioro Rilla Martini SPd menyampaikan kearifan lokal menjadi alat terbaik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya acara-acara kearifan lokal, maka komunikasi dan silaturahmi warga akan terjaga dengan baik. Adanya komunikasi yang intens antar masyarakat akan menciptakan situasi yang kondusif. “Untuk itu kearifan lokal sudah seharusnya dijaga dan di uri-uri terus,” paparnya.
Rilla Martini SPd menegaskan, ke dengan potensi maka Desa Banioro sangat mempunyai potensi untuk menjadi desa wisata khususnya Wisata Religi. Selain itu pemandangan alam yang masih alami dan asri merupakan potensi yang besar bagi terwujudnya desa wisata. “Dengan adanya wisata, maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga kesejahteraan pun akan meningkat,” ucapnya. (mam)
Dalam kegiatan Merti Desa tersebut, dilaksanakan pula ziarah ke makam Ki Hajar Wlaran yang dipercaya merupakan Arumbinang V di Gunung Paras secara bersama-sama, Sabtu (30/9/2017).
Kegiatan kirab dilaksanakan dengan membawa tumpeng besar yang terbuat dari hasil bumi. Setelah berziarah rombongan kirab kembali berjalan untuk menuju Kantor Balai Desa Banioro. Acara kirab, acara dilanjutkan dengan tirakatan membaca doa mengelilingi tujuh tumpeng. Setelah doa, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama.
Ketua panitia pelaksana Sudaryanto menyampaikan, kegiatan kirab merupakan tradisi dan budaya yang selalu dilaksanakan rutin setiap tahun. Bahkan setiap sewindu (delapan tahun) sekali dilaksanakan Merti Desa dengan menyembelih Kerbau bule. “Itu budaya turun-temurun yang dilaksanakan di Desa Banioro,” tuturnya didampingi Kepala Desa Banioro Andi Wibowo.
Dijelaskannya, kegiatan Merti Desa dimulai sejak pagi dengan pelaksanaan kirab. Setelah itu dilaksanakan pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Bangun Kayangan” dalam Ki Siswati Muda Carito dari Clapar Karangayar. “Merti Desa merupakan bagian dari nguri-uri budaya. Hal ini penting sekali untuk dilestarikan, hingga tradisi dan budaya akan terus terjaga dengan baik,” terangnya.
Dari pantauan Kebumen Ekspres, meski terlihat lelah setelah menjalankan kirab, namun suasana suka cita dan penuh semangat tetap sangat terasa. Canda tawa masyarakat menciptakan suasana riang dan penuh keceriaan. Tua dan muda, laki-laki dan perempuan saling bertutur sapa, penuh keceriaan dan canda tawa. Acara Merti Desa di Banioro mengusung tema “Wujudkan Merti Desa Sebagai Tradisi dan Budaya Menuju Tegakkan NKRI”.
Ketua Dewan Permusyawaratan Desa (DPD) Banioro Rilla Martini SPd menyampaikan kearifan lokal menjadi alat terbaik untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan adanya acara-acara kearifan lokal, maka komunikasi dan silaturahmi warga akan terjaga dengan baik. Adanya komunikasi yang intens antar masyarakat akan menciptakan situasi yang kondusif. “Untuk itu kearifan lokal sudah seharusnya dijaga dan di uri-uri terus,” paparnya.
Rilla Martini SPd menegaskan, ke dengan potensi maka Desa Banioro sangat mempunyai potensi untuk menjadi desa wisata khususnya Wisata Religi. Selain itu pemandangan alam yang masih alami dan asri merupakan potensi yang besar bagi terwujudnya desa wisata. “Dengan adanya wisata, maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga kesejahteraan pun akan meningkat,” ucapnya. (mam)