wargaforekspres |
Kepala Bidang Perikanan Tangkap pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen, Azhari APi, mengatakan, paus yang terdampar di Pantai Puring bukanlah dari jenis hiu paus atau hiu tutul alias hiu gegerlintang seperti pernah terjadi beberapa kali dijumpai di Pantai Kebumen.
"Terdamparnya hiu gegerlintang beberapa kali terjadi di Kebumen. Di pantai selatan terdamparnya paus naga lintang pertanda awal musim larong atau udang rebon. Udang rebon merupakan bahan pembuat terasi. Tapi kalau yang terbaru di Puring, bukan hiu naga lintang melainkan paus," ujar Azhari, kemarin (2/10/2017).
Lalu mengapa paus tersebut terdampar di Kebumen bahkan sudah dalam wujud bangkai? Menurut Azhari banyak kemungkinan.
Pada kasus yang umum, ini terjadi lantaran ombak yang tinggi dan arus kencang membuat paus terdampar di Pantai. Atau bisa jadi karena paus mengejar makanannya yang berupa udang kecil atau kril hingga tak menyadari mendekati pantai dan terdampar.
"Tapi kalau yang terdampar tidak utuh lagi dan jenis paus lain (bukan naga lintang), mungkin karena umurnya yang sudah tua. Atau masih ada pemburu paus di luar sana," ujarnya.
Paus yang terdampar di Puring kemungkinan korban perburuan, menurut Azhari cukup terbuka. Mengingat, kedaulatan laut Indonesia hanya sebatas 200 mil dari garis pangkal atau biasa disebut Zona Ekonomi Ekslusif. "Samudera hindia lebarnya lebih dari itu. Di luar ZEEI merupakan laut bebas," katanya.
Seperti diberitakan, penemuan bangkai hewan berukuran yang diduga sebagai paus dijumpai di Pantai Puring pada Sabtu (30/9/2017) dan Senini (25/9/2017). Persisnya di Pantai Sawangan Desa Surorejan dan kawasan Pantai Suwuk Desa Tambakmulyo. Oleh warga, paus yang sudah tidak utuh lagi bagian tubuhnya tersebut lantas dikubur. (cah)