YERRY NOVEL/RADAR SLAWI |
Tangis sejumlah keluarga yang sudah menunggu langsung pecah begitu jenazah dikeluarkan dari mobil ambulans. Setelah disholati, jenazah kemudian dimakamkan sekitar pukul 08.00 di pemakaman umum desa setempat.
Ayah Yusli, Harjo, meminta pihak perusahaan pemilik pabrik petasan tempat anaknya bekerja untuk bertanggungjawab atas peristiwa ledakan hingga menyebabkan anaknya meninggal dunia. "Sampai sekarang belum ada (santunan dari perusahaan)," kata Harjo dengan raut wajah sedih.
Anggota DPRD Kabupaten Tegal Endang Suprapti mengatakan hal senada. Dia meminta agar perusahaan segera bertanggungjawab dan memberikan santunan kepada keluarga korban. "Perusahaan harus bertanggungjawab," kata Endang saat taziah di rumah korban karena korban merupakan tetangganya.
Kepala Desa Balaradin Umar Utsman mengatakan, Yusli dipastikan menjadi salah satu korban tewas setelah tim forensik berhasil melakukan proses identifikasi?, Senin (30/10). Identitas korban dipastikan dari hasil pencocokan sejumlah data antemortem yang dibawa keluarganya. "Dari tiga warga Balaradin yang menjadi korban hilang, satu sudah teridentifikasi. Dua korban lainnya belum (teridentifikasi)," ujarnya.
Seperti diketahui, tujuh warga Desa Balaradin Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal turut menjadi korban ledakan dan kebakaran yang terjadi di pabrik petasan di Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10). Dari tujuh korban itu, dua orang mengalami luka bakar ringan, dua orang luka bakar 80 persen, dan tiga sisanya hilang. Adapun identitas para korban yakni Tanzilalil Umam, Deni Purwanto (luka bakar ringan), Kardiman, Anggi Panji Pangestu (luka bakar 80 persen), Khalimi, Yusli, dan Muhammad Taenari (hilang). (yer)