ILUSTRASIBANJIR |
Perangkat Desa Jeruksari, Wahyu mengatakan, banjir rob di desanya terjadi sejak empat hari lalu. Meski terbilang biasa, namun genangan air laut itu setinggi 40 centimeter di sejumlah lokasi. Rendaman rob juga memenuhi permukaan jalan utama di Dukuh Kranding dengan ketinggian 15 centimeter.
"Kalau di permukiman ketinggian rob sekitar 30 centimeter. Luapan ini juga menggenang sebagian jalan utama di Desa Jerukasari," ungkap Wahyu, Minggu (19/11).
Dikatakan, rob tidak hanya merendam jalan perkampungan, namun juga menggenangi rumah-rumah penduduk. Setidaknya ada sekitar 300 rumah di Desa Jeruksari yang tergenang rob.
"Rob itu datang dan pergi mas. Setiap hari rob, sudah biasa. Kadang kalau sore datang, terus paginya surut. Setiap hari warga juga membersihkan lantai rumah mereka yang bekar genangan rob," kata dia.
Meski sudah terbiasa tergenang rob, akan tetapi ia berharap suatu saat desanya terbebas dari bencana tersebut. Sebab, bencana rob telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di desa pesisir Kabupaten Pekalongan itu terhambat.
"Pertumbuhan ekonomi terganggu. Masyarakat sulit beraktivitas, susah bekerja, bahkan akses pendidikan juga ikut terganggu akibat rob," jelasnya.
Wahyu berharap, pembangunan tanggul melintang di desanya dapat segera terealisasi agar rob tak datang lagi ke permukiman warga. "Sudah lama warga ingin bebas dari rob. Kami berharap, pembangunan tanggul melintang dapat segera dilaksanakan. Kabarnya tahun depan, semoga bisa terealisasi. Karena warga sangat menunggu pembangunan tersebut," tandasnya. (yan)