ILUSTRASI |
Informasi yang dihimpun Radarmas menyebutkan, air mulai masuk ke perkampungan warga pada Selasa dini hari kemarin, sekitar pukul 00.00. Akibat kejadian ini menyebabkan 31 KK bertahan di 3 lokasi pengungsian berbeda. Masing-masing berada di Panti Yos Sudarso, Aula Koramil dan mushola Kecamatan Sidareja. Selain itu, 2 Kepala Keluarga (KK) di Desa Mandalak Kecamatan Cimanggu yang harus mengungsi karena rumah mereka tertimpa tanah longsor.
"Ada tiga puluh satu KK yang mengungsi," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melaui Kepala UPT BPBD Sidareja, Agus Sudaryanto, Selasa (14/11) kemarin.
Dia mengatakan, banjir di Kecamatan Sidareja dan Gandrungmangu terjadi karena luapan Sungai Kali Dawa. Sumber luapan karena tanggul sudah rata dengan halaman rumah. Hingga tiap hujan deras air dipastikan mengalir bebas ke perkampungan warga. Luapan air ini kemudian menggenangi Desa Sidareja, Gunungreja hingga sampai ke Desa Wringin Harjo Kecamatan Gandrungmangu.
"Penyebab banjir karena luapan Sungai Kali Dawa," katanya melalui sambungan telepon.
Dia mengatakan, sampai siang kemarin ketinggian air belum banyak berubah. Ketinggian air antara 50 cm hingga 1 M di pekarangan warga. Sementara di dalam rumah, air mencapai 10 cm hingga 40 cm. Dilaporkan ada ?210 unit rumah yang terendam di Desa Sidareja dan Gunungreja.
"Ketinggian air masih tetap," katanya.
Sekolah di Kecamatan Sidareja tidak luput dari banjir. Masing-masing adalah SD N 03 dan 04 Sidareja, SD N 02 Gunungreja, MTs Nurul Amin Al Hidayah serta SMK Nasional. Tinggi genangan disana antara 10 cm hingga 20 cm. Untuk sementara, siswa terpaksa diliburkan karena ruang kelas terendam air.
Sementara itu, Kepala Desa Mandala Kecamatan Cimanggu Anton Sujarwo mengatakan, tanah longsor disana mengakibatkan 4 rumah terdampak dan 2 diantaranya tergolong parah. Masing-masing milik Nizar Rohman dan Warsan. Kedua tembok rumah ini jebol akibat terjangan tanah longsor dan memaksa kedua keluarga untuk mengungsi ke kerabat terdekat. Mereka mengalami kerugian senilai Rp 30 juta dan Rp 20 juta. Sedangkan rumah milik Maman dan Robiin masih bisa ditempati karena hanya mengalami rusak ringan.
"Ada dua yang rusak cukup parah hingga memaksa mengungsi ke rumah kerabat terdekat," kata dia.
Kemarin, warga bersama aparat terkait menggelar kerja bakti untuk membersihkan material longsor yang masuk ke rumah korban. Untuk sementara, rumah milik Nizar Rohman dan Warsan belum bisa ditempati karena tembok jebol dibagian belakang.
"Tadi (kemarin) sudah kerja bakti," tandasnya. (har)