Lina Ambarwati/fotodokumenpribadi |
Dalam lomba tingkat internasional ini, Lina, mempresentasikan karya mereka berupa alat canggih berbasis teknologi yang disebut SMART-DAM" IoT (Internet of Things)-Based Intelligent Device As Long Distance Monitoring and Controlling High Water Surface Dam through a Smartphone Android.
"Peralatan ini digunakan untuk mendeteksi permukaan air bendungan melalui smart phone Android. Peralatan ini sangat membantu supervisor seperti di BMKG ketika bendungan akan bedah," jelasnya.
Butuh satu bulan bagi Lina beserta tim untuk menyelesaikan hasil karyanya tersebut. Bukan perkara mudah, sebab dia harus membagi waktu di tengah kesibukan PPL.
Namun dengan tekad kuat dan komitmen tinggi, tugas itu berhasil diselesaikan.
Hingga kemudian, pada 18 November 2017, dia mempresentasikan hasil karyanya tersebut di hadapan dewan juri di Copthorne Hotel, Cameron Highlands, Pahang, Malaysia.
"Pada proses presentasi, kami ragu apakah kami akan pulang membawa medali apa tidak dikarenakan ada beberapa permasalahan terkait penjurian. Ketika kemenangan diumumkan, saya dan tim diamanahi sebuah silver medali untuk kami bawa ke tanah air," kata Mahasiswi semester 7 Fakultas Bahas Inggris UNY itu kepada Kebumen Ekspres, kemarin (24/11/2017).
Prestasi ini tentu sangat membanggakan. Mengingat, peserta InIIC merupakan para mahasiswa berprestasi dari sejumlah negara ASEAN. Ada sekitar 200 peserta yang mengikuti acara ini dengan kebangsaan yang berbeda pula seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan negara-negara di Asean lainnya.
Yang makin membanggakan, ini bukan prestasi pertama bagi anak pasangan Yatikun-Daryati itu. Pada Mei 2017 lalu, di ajang yang sama, dia bahkan mendapatkan medali emas. Bedanya, saat itu, lomba digelar di Federal Hotel, Kuala Lumpur Malaysia.
"Walaupun dalam kesempatan ini (pada bulan November) hanya bisa membawa silver medal (medali perak) untuk tanah air, tetapi kami sangat bangga. Setidaknya tidak sia-sia jerih payah saya dan tim selama berbulan-bulan tidak sisa-sia. Dan bisa mempersembahkan yang terbaik untuk nusa dan bangsa," imbuh gadis lulusan SMAN 1 Kebumen tahun 2014 itu.
Raihan prestasi tersebut, kata Lina, tak lepas dari dukungan kampus termasuk dari sisi pembiayaan saat berangkat ke Malaysia. Sebenarnya, Lina sempat mengajukan dana lomba kepada Pemda Kebumen sebagai tambahan uang saku. Namun, hingga kemarin, dana belum bisa turun karena beberapa kendala. "Saya berharap Pemda Kebumen segera menurunkan dana lomba saya di lomba ajang Internasional ini," harapnya.
Apapun, Lina mengaku tetap bersyukur atas pencapaiannya. Juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya, baik orang tua, rekan-rekan dan keluarga yang tak lelah membantu dan memotivasi.
Lina berharap, prestasinya tersebut dapat menginspirasi generasi muda lainnya di Puring dan Kebumen pada umumnya. "Jadilah generasi yang mampu bersaing dikancah nasional maupun internasional dan memiliki jiwa yang tangguh tanpa mudah putus asa," ujar Gadis yang doyan mendengarkan musik dan travelling itu.
Dan yang paling penting, lanjut dia, masyarakat semakin sadar akan akan pentingnya pendidikan. "Dengan pendidikan, kita akan lebih mudah menuju gerbang kesuksesan. Hal yang paling menguatkan diri saya adalah kesuksesan milik semua orang sehingga siapapun berhak untuk sukses," ungkapnya.(cah)