“Masih sama dengan penyelenggaraan Pemilu tahun-tahun sebelumnya, masa kampanye masih menjadi yang paling rawan pelanggaran,” kata Ketua Panwaskab Rinto Hariyadi S Sos, kemarin.
Disebutkan, berdasarkan analisis yang dilakukan, potensi pelanggaran terbesar yang terjadi yakni money politic. Meski demikian, pihaknya mengaku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegahnya.
Salah satu langkah dan strategi yang akan dilakukan yakni dengan melibatkan seluruh unsure masyarakat menjadi pengawas pemilu partisipatif. Mereka yang berasal dari berbagai kalangan dan usia akan diajak untuk turut melakukan pengawasan dan pelaporan.
“Pada tanggal 12 November kami akan menggelar pelatihan bagi para pengawas pemilu partisipatif tersebut,” jelasnya.
Pelatihan akan diisi oleh sejumlah narasumber yang terkait dengan kepemiluan. Selama sehari, peserta akan diberi materi serta simulasi pengawasan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Melalui langkah ini, kami berharap potensi-potensi pelanggaran yang ada dapat dicegah. Tidak hanya pada tahapan kampanye, emalinkan seluruh tahapan mulai awal hingga akhir,” tandasnya. (ndi)
