ILUSTRASI |
Kabag Kesra Drs Bambang Sadyo Hastono MH mengatakan, untuk memberikan kesadaran kepada penderita penyakit HV/AIDS telah dilakukan upaya seperti penyuluhan dan melakukan pendekatan, namun masih kurang efektif. Seperti adanya penderita HIV/AIDS yang tidak mau untuk diperiksa. Dampaknya penderita itu meninggal dunia, lalu selang satu tahun istrinya meninggal dunia. Sementara anaknya yang berusia 7 tahun harus menanggung beban sakit HIV/AID karena tertular orangtuanya.
“Anak yang menjadi yatim piatu ini tercatat sekolah SD kelas 2, dan sampai saat ini dalam pantauan kami bersama Dinkes. Baik kondisi kesehatannya, bahkan obatnya yang tidak boleh terlambat karena setiap hari harus minum obat. Begitu miris dan bahayanya luar biasa penyakit yang diakibatkan HIV/AIDS, tentu ini menjadi perhatian kita semua untuk hidup sehat, tutur Bambang.
Kasi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Triyo Darmaji SKM menjelaskan, penyakit HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang pada kekebalan tubuh manusia. Sehingga orang yang terindikasi HIV/AIDS akan mengalami penurunan kekebalan tubuhnya. Namun jika diperiksa dan diobati rutin, akan membantu penderita memiliki kekebalan tubuh.
Orang yang terindikasi HIV maka penderitanya biasanya masih sehat tidak tampak gejala apa-apa, sedangkan kalau sudah terindikasi AIDS maka penderitanya mulai melemah kesehatannya karna mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh yg disebabkan oleh HIV.
Untuk menekan angka penderita HIV/AIDS, diantaranya setiap orang yang pulang dari luar daerah atau yang pulang dari luar negeri agar dilakukan cek kesehatan. Sehingga jika terindikasi HIV/AIDS bisa segera dilakukan proses pengobatan. (ndi)