PURWOREJO- Ratusan guru sejarah SMP dan SMA sederajat se-Purworejo mengikuti acara bedah film Wage di Pendopo Kabupaten, kemarin. Wage merupakan sebuah film yang menceritakan perjalanan Wage Rudolf (WR) Supratman.
Beragam narasumber dari berbagai kalangan dihadirkan dalam kegiatan tersebut. Menjadi menarik, mengingat kontroversi cerita hidup WR Supratman.
Soekoso DM, budayawan Purworejo menegaskan, sebelum pelurusan sejarah dilakukan, WR Soepratman tercatat dilahirkan di Jakarta. Namun sejarah tersebut dibantah sesuai putusan Pengadilan Negeri (PN) Purworejo 2007, WR Soepratman dilahirkan di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing pada 19 Maret 1903.
"Memang kehidupan WR Soepratman ini sangat unik. Jadi saya sangat mengapresiasi pembuatan film Wage," ungkapnya.
Sementara itu, Julianto Ibrahim, dosen UGM Yogyakarta menekankan, saat ini perlu dilakukan penulisan ulang sejarah WR Soepratman. Mengingat saat ini banyak buku sejarah yang masih menuliskan kelahiran WR Soepratman tanggal 9 Maret 1903 di Jatinegara, bukan sebagai mana putusan PN Purworejo dari berbagai kajian sejarah.
"Jadi saya kira ini tugas guru-guru sejarah yang disini untuk meluruskan sejarah kepada para siswa," ujarnya.
John De Rantau, sutradara film Wage menambahkan, semangat yang dibawa dalam film Wage merupakan semangat pluralisme, semangat pemersatu anak bangsa. Wage merupakan sosok idealis yang tangguh, sosok anak bangsa yang mampu menanamkan nilai-nilai persatuan dalam sebuah lagu.
"Bahwa, WR Soepratman merupakan sosok pemersatu. Dia pahlawan, dia seniman serba bisa, musisi, novelis dan juga pahlawan," katanya.
Film berdurasi 118 menit itu sendiri menampilkan Rendra sebagai pemeran tokoh WR Supratman, serta sederet aktor dan aktris lainnya, seperti Tengku Rifnu Wikana, Annisa Putri Ayudya, dan Priscilia Nasution. (ndi)
Beragam narasumber dari berbagai kalangan dihadirkan dalam kegiatan tersebut. Menjadi menarik, mengingat kontroversi cerita hidup WR Supratman.
Soekoso DM, budayawan Purworejo menegaskan, sebelum pelurusan sejarah dilakukan, WR Soepratman tercatat dilahirkan di Jakarta. Namun sejarah tersebut dibantah sesuai putusan Pengadilan Negeri (PN) Purworejo 2007, WR Soepratman dilahirkan di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing pada 19 Maret 1903.
"Memang kehidupan WR Soepratman ini sangat unik. Jadi saya sangat mengapresiasi pembuatan film Wage," ungkapnya.
Sementara itu, Julianto Ibrahim, dosen UGM Yogyakarta menekankan, saat ini perlu dilakukan penulisan ulang sejarah WR Soepratman. Mengingat saat ini banyak buku sejarah yang masih menuliskan kelahiran WR Soepratman tanggal 9 Maret 1903 di Jatinegara, bukan sebagai mana putusan PN Purworejo dari berbagai kajian sejarah.
"Jadi saya kira ini tugas guru-guru sejarah yang disini untuk meluruskan sejarah kepada para siswa," ujarnya.
John De Rantau, sutradara film Wage menambahkan, semangat yang dibawa dalam film Wage merupakan semangat pluralisme, semangat pemersatu anak bangsa. Wage merupakan sosok idealis yang tangguh, sosok anak bangsa yang mampu menanamkan nilai-nilai persatuan dalam sebuah lagu.
"Bahwa, WR Soepratman merupakan sosok pemersatu. Dia pahlawan, dia seniman serba bisa, musisi, novelis dan juga pahlawan," katanya.
Film berdurasi 118 menit itu sendiri menampilkan Rendra sebagai pemeran tokoh WR Supratman, serta sederet aktor dan aktris lainnya, seperti Tengku Rifnu Wikana, Annisa Putri Ayudya, dan Priscilia Nasution. (ndi)