fotoekosutopo/purworejoekspres |
Saksi mata, Maryono, warga setempat mengatakan bahwa kendaraan melaju dengan kecepatan di kisaran 70 km/jam. Diduga karena mengantuk, laju kendaraan truk sedikit oleng ke tengah jalan. Bus yang melaju dari arah berlawanan mencoba membanting stir ke kiri.
"Jaraknya sudah cukup dekat sehingga tabrakan tidak bisa dihindarkan. Bus langsung terguling sementara truk bisa berbalik arah ke timur, mungkin saking kencangnya," kata Maryono.
Menurut Maryono, sebenarnya di depan rombongan bus yang menjadi korban masih ada bus lain yang juga rombongan wisata. Hanya saja bus pertama dapat menghindari kecekalaan.
"Yang kedua ini tidak bisa menghindar," ungkapnya.
Salah satu penumpang bus, Cahyo, mengaku dirinya tidak tahu persis terjadinya tabrakan. Dirinya baru tahu saat terguling bersamaan dengan jatuhnya bus. Seluruh penumpang pun menjerit keras..
"Tiba-tiba saja sudah terguling. Dan suasananya cukup panik. Saya sendiri kurang paham karena duduk di belakang," katanya.
Kasatlantas Polres Purworejo, AKP Himawan Aji Angga membenarkan peristiwa tersebut. Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui bahwa pengemudi truk bak kurang berhati-hati dalam mengemudikan kendaraannya.
"Diduga memang mengantuk sehingga kendaraan yang dibawa bergerak ke kanan melewati marka jalan," terang Himawan.
Akibat kejadian tersebut, kernet truk bernama Sigit (23) warga Desa Sukorini Kecamatan Cilacap Kabupaten Klaten meninggal dunia. Sopir truk mengalami patah kaki kanan dan mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Rizki Amalia Temon Kulon Progo. Sementara 51 penumpang bus mengalami luka ringan dan dilarikan ke Puskesmas serta rumah sakit terdekat.
Kecelakaan sempat memacetkan arus lalu lintas di kawasan tersebut karena badan bus yang terguling menutup jalan. Dibutuhkan waktu hingga 1 jam untuk mengevakuasi badan bus dari tengah jalan. (top)