IMAM/EKSPRES |
Selain itu banyak pula diantara mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan dan butuh uluran tangan. Untuk itu diharapkan Pemerintah Kabupaten Kebumen juga menganggarkan bantuan rutin untuk janda.
Hal ini disampaikan oleh Pendamping Asistensi Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) Kebumen K Nur Rakhmanto SH. Menurutnya, di Kelurahan Kebumen saja terdapat setidaknya 100 jompo.
Selama dua tahun mendampingi para jompo, menurutnya sangat penting program tersebut diteruskan. “Tahun 2016 dan 2017 para jompo terlantar mendapatkan bantuan dari APBN. Namun tahun 2018 anggaran tersebut tidak lagi ada. Untuk itu kami berharap Dana APBD dapat menggantikan dana APBN,” tuturnya, Rabu (27/12/2017).
Dijelaskannya, selama dua tahun ini ASLUT telah mendampingi sebanyak 50 jompo terlantar di Kebumen. Jumlah tersebut terbagi dalam lima desa yang berada di dua kecamatan. Adapun desa tersebut yakni Kutosari dan Bumirejo serta tiga desa di Kecamatan Alian yakni Alian, Jatimulyo dan Karangtanjung.
Setiap tahun dari APBN, para jompo terlantar tersebut mendapatkan bantuan Rp 200 ribu per bulan. “Bantuan tidak hanya dalam bentuk uang melainkan juga pendampingan,” paparnya.
Menurutnya, para jompo merupakan manusia yang tidak hanya mempunyai kebutuhan makan dan minum semata. Para jompo juga memerlukan pendampingan psikologis, pendekatan agama, dan tempat untuk mengutarakan isi hati. Dengan adanya pendamping, maka para jompo akan merasa hidup lebih nyaman. “Bayangkan saja, di usia yang telah lanjut, badan sudah repot, terlantar dan tidak pernah ada pendampingan. Hidup seperti itu tentunya sangat tidak menyenangkan,” paparnya.
K Nur Rakhmanto SH menambahkan, dengan adanya dana dari APBD Kebumen diharapkan program pendampingan dapat terus berjalan. Saat ini saja meski telah ada dana dari APBN terkadang pihaknya masih meminta Corporate Social Responsibility (CSR) baik dari perusahaan maupun perorangan. “Kami berharap besar ke depan pemerintah menganggarkan bantuan untuk para jompo,” ucapnya. (mam)