DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO |
Empat ormas Islam itu adalah Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majlis Tafsir Alquran (MTA), dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Masing-masing organisasi akan mengirimkan delegasinya untuk masuk di jajaran kepanitiaan pembangunan masjid.
“Dalam kepengurusan ada satu ketua, kemudian ada wakil ketua mewakili dari perangkat daerah dan organisasi Islam di Solo,” jelas Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo, Kamis (7/12/2017).
Perwakilan ormas tersebut akan memberikan masukan dalam penyusunan konsep Masjid Taman Sriwedari. “Sebentar lagi panitia pembangunan masjid dikukuhkan wali kota. Susunan panitianya sudah lengkap,” katanya.
Masjid Taman Sriwedari akan menempati lahan seluas 17 ribu meter persegi. Konsep fisik bangunan mengadopsi model klasik jawa dengan arsitektur modern. Setiap bagian masjid menggabungkan filosofi Islam, budaya Jawa, maupun nasional. “Menaranya nanti ada lima. Maknanya itu Pancasila, bisa juga Rukun Islam,” ucap Purnomo.
Selain itu, lantai masjid akan dibuat lebih tinggi tiga meter dibandingkan Jalan Slamet Riyadi. Di bagian basement, akan digunakan sebagai ruang pertemuan yang dapat digunakan publik. “Masjidnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena mayoritas adalah taman, karena konsepnya adalah masjid dalam taman,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Surakarta Budi Yulistiyanto yakin pembangunan Masjid Taman Sriwedari dapat rampung tepat waktu. Saat ini, detail engineering design sudah disusun dan tinggal menyelesaikan konsep akhir. “Sudah kita fix-kan. Yakin selesai tepat waktu,” katanya. (irw/wa)