JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memperingatkan masyarakat agar tidak mudah terjebak diskon palsu dan produk makanan yang kadaluarsa. Kedua hal tersebut diperkirakan akan semakin marak jelang akhir tahun.
Ketua YLKI Tulus Abadi mengungkapkan, pada akhir tahun para pelaku usaha cenderung berupaya untuk melakukan "cuci gudang" atas produk-produk barang yang tidak laku terjual sepanjang tahun. Meliputi makanan, minuman, sembako maupun produk fashion.
Untuk itulah, tulus menghimbau konsumen untuk mewaspadai breredarnya produk yang sudah tak layak konsumsi. "Khususnya produk yang mendekati kadaluwarsa atau bahkan produk yang sudah kadaluwarsa," katanya lewat pernyataan resmi kemarin (11/12).
Produk tersebut, kata Tulus sengaja dilepas ke pasar untuk menghabiskan stok di gudang para pelaku usaha, distributor atau bahkan retailer lainnya. "Guna mempercepat cuci gudang itu, pelaku usaha memberikan iming-iming diskon kepada konsumennya, " katanya.
Mislanya diskon pada produk fashion. Konsumen agar waspada terhadap produk tersebut. Rata-rata pemberian diskon itu dengan cara menaikkan harganya terlebih dahulu.
Tulus menyebut, YLKI sering menemukan harga fashion yang dinaikkan lebih dulu. "Misalnya dinaikkan harganya 100 persen, dan kemudian diberikan diskon 50 persen. Padahal ini tindakan yang melanggar regulasi bahkan bisa dipidana," katanya.
Tulus meminta Badan POM dan Dinkes untuk meningkatkan pengawasan dan operasi pasar menjelang tutup tahun ini. YLKI juga mendesak Kementerian Perdagangan dan atau Dinas Perdangan untuk melakukan pengawasan dan atau survei terhadap harga-harga produk fashion yang menaikkan harga terlebih dahulu untuk memberikan diskon. "Kepolisian RI juga harus melakukan penegakan hukum terhadap kedua hal ini," katanya.(tau)
Ketua YLKI Tulus Abadi mengungkapkan, pada akhir tahun para pelaku usaha cenderung berupaya untuk melakukan "cuci gudang" atas produk-produk barang yang tidak laku terjual sepanjang tahun. Meliputi makanan, minuman, sembako maupun produk fashion.
Untuk itulah, tulus menghimbau konsumen untuk mewaspadai breredarnya produk yang sudah tak layak konsumsi. "Khususnya produk yang mendekati kadaluwarsa atau bahkan produk yang sudah kadaluwarsa," katanya lewat pernyataan resmi kemarin (11/12).
Produk tersebut, kata Tulus sengaja dilepas ke pasar untuk menghabiskan stok di gudang para pelaku usaha, distributor atau bahkan retailer lainnya. "Guna mempercepat cuci gudang itu, pelaku usaha memberikan iming-iming diskon kepada konsumennya, " katanya.
Mislanya diskon pada produk fashion. Konsumen agar waspada terhadap produk tersebut. Rata-rata pemberian diskon itu dengan cara menaikkan harganya terlebih dahulu.
Tulus menyebut, YLKI sering menemukan harga fashion yang dinaikkan lebih dulu. "Misalnya dinaikkan harganya 100 persen, dan kemudian diberikan diskon 50 persen. Padahal ini tindakan yang melanggar regulasi bahkan bisa dipidana," katanya.
Tulus meminta Badan POM dan Dinkes untuk meningkatkan pengawasan dan operasi pasar menjelang tutup tahun ini. YLKI juga mendesak Kementerian Perdagangan dan atau Dinas Perdangan untuk melakukan pengawasan dan atau survei terhadap harga-harga produk fashion yang menaikkan harga terlebih dahulu untuk memberikan diskon. "Kepolisian RI juga harus melakukan penegakan hukum terhadap kedua hal ini," katanya.(tau)