IMAM/EKSPRES |
Sebenarnya Arca Ganesha sendiri telah lama ditemukan oleh warga. Selama bertahun-tahun arca tersebut disimpan di Gedung Pertemuan desa setempat. Rencananya patung tersebut akan dibuatkan kotak kaca dan ditempatkan di Kantor Balai Desa Kejawang.
Arca Ganesha terbuat dari batu cadas kenteng. Patung dengan ukuran tinggi 60 centimeter dengan berat sekiatar 35 kilogram itu juga pernah dikramatkan oleh warga. Arca ditemukan oleh Tugino (58) yang tidak lain merupakan warga RT 3 RW 1desa setempat.
Kepada Ekspres, Tugino pun menceritakan pengalamannya saat menemukan Arca Ganesha. Penemuan berawal saat di Desa Sidoagung Kecamatan Sruweng ditemukan Goa Landak. Adanya penemuan Goa Landak membuat Tugino dan temannya berupaya untuk melakukan penelusuran. “Saya tertarik untuk menemukan goa atau apa saja di desa kami,” tuturnya, sembari mengenang lalu, Selasa (9/1/2018).
Setelah itu, pihaknya pun mencoba mengingat-ingat cerita lama. Terdapat cerita rakyat bahwa di suatu tempat di Desa Kejawang terdapat lubang kecil yang sangat dalam. Bahkan saking dalamnya ketika dimasukkan tiga batang bambu belum mencapai dasar. Berbekal cerita tersebut Tugino dan temannya mencoba mencari lokasinya. “Saya berusaha mencari-cari namun lokasinya tidak ditemukan,” katanya.
Setelah sekian lama, akhirnya saat melaksanakan kerja bakti yakni menggempur gundukan batu cadas untuk uruk jalan. terdapat hal yang aneh, yakni saat ayunan dandang mengenai batu cedas terdengar bunyi “Dung – dung” yang menandakan seperti terdapat ruangan hampa di balik batu. “Saat itu kami memeriksa dan menemukan cekungan mirip kolam tanpa air dibawah akar pohon besar. Anehnya cekungan tersebut beroma wangi,” paparnya, sembari menambahkan, karena penasaran akhirnya dilaksanakan penggalian, sekitar kedalaman 2 meter dari permukaan tanah ditemukan Arca Genesha.
Kepala Desa Kejawang Sadimin menyampaikan, adanya penemuan tersebut menujukkan bahwa terdapat peradaban tua di Desa Kejawang. Arca tersebut terpendam di kedalaman 2 meter dan berada di atas bangunan berundak. Arca ditempatkan di dalam ruangan dengan ukuran sekitar 2x3 meter. “Nanti akan dibuatkan kotak kaca dan ditempatkan balai desa,” paparnya.
Sementara itu Ketua sekaligus Pendiri Yayasan Wahyu Pancasila Ravie Ananda menyampaikan terkait jejak peradaban masa lalu di Desa Kejawang sebenarnya telah ditelusuri oleh Yayasan Wahyu Pancasila. Hal itu bersumber dari data purbakala kolonial. Bahkan pada tahun 1872 di Desa Kejawang telah ditemukan Arca Wisnu dengan empat tangan. “Dari dasar itulah diyakini bahwa ada peradaban kuno di Kejawang,” paparnya.
Sebelumnya, lanjut Ravie, Yayasan Wahyu Pencasila mendapat informasi dari Pegawai Dinas Pendidikan Kebumen Bambang Eko S yang tinggal di Desa Karangsari sruweng. Setelah itu Tim Wahyu Pancasila segera melaporkan temuan tersebut kepada Sofwan Noerwidi. Bahkan Dandim 0709/Kebumen Letkol Kav Suep SIP juga merespon positif dan segera memerintahkan anggotanya untuk mengumpulkan informasi terkait temuan tersebut. “Setelah berkoordinasi dengan pihak desa, penelusuran sisa – sisa situs tersebut pun akhirnya dimulai,” ucapnya. (mam)