DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO |
Itu disampaikan wali kota usai melantik panitia pembangunan MTS di Loji Gandrung, Senin (8/1/2018) malam. Dipercaya sebagai ketua umum pembangunan MTS adalah Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo. Didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Surakarta Budiyulistiyanto dan Kepala BPPKAD Yosca Herman Soedradjad sebagai sekretaris umum dan bendahara umum.
Pembangunan MTS akan dimulai 5 Februari tahun ini. “Kita siapkan Rp 1 miliar dari APBD Kota Solo untuk persiapan awal. Saya ingin masjid ini terbuat dari bahan dan kualitas terbaik, tidak main-main. Anggaran (total, Red) Rp 151 miliar, itu minimal. Nanti berapa pun habisnya kita siap sampai tak terbatas,” beber wali kota.
Anggaran tak terbatas yang dimaksud Rudy bersumber dari donatur yang sebelumnya sudah dihubungi. Dia mengaku beberapa pihak telah menyanggupi untuk menjadi penyumbang pembangunan MTS.
Panitia pun membuka ruang bagi seluruh masyarakat yang akan menyumbangkan dananya untuk pembangunan masjid tersebut. “Walaupun dari sumbangan, akan kita susun laporan keuangan dengan baik. Nanti bulan ini sumbangan yang didapat berapa, kita umumkan. Semua transparan. Mosok dana pembangunan masjid di-keloni, yo kualat mengko (ditilap, kualat nanti),” tegas Rudy.
Senada dituturkan ketua panitia pembangunan MTS Achmad Purnomo. Baginya, berapa pun anggaran yang dibutuhkan tidak menjadi soal. Asalkan masjid yang menempati lahan di bekas Taman Hiburan Rakyat (THR) itu dapat selesai dengan baik dan kualitasnya terjamin.
Purnomo kemudian menjabarkan rencana bentuk fisik masjid. Yakni terdiri dari bangunan utama dan bangunan penunjang. Bangunan utama terdiri lantai dasar dan lantai atas. Sedangkan bangunan penunjang ada menara, guest house, toilet umum, dan pelataran.
“Kita menggunakan luas total 17.200 meter persegi. Dapat menampung sekitar 7.000 jamaah. Jadi tidak hanya digunakan saat salat wajib, tetapi juga untuk salat id bisa,” terangnya.
Ditambahkannya, bangunan MTS adalah gabungan antara unsur klasik yang asri dan elegan. Sebelum menentukan modelnya, pemkot telah melakukan survei di beberapa masjid raya dan masjid agung di Jawa Tengah hingga luar Pulau Jawa.
Ada beberapa bagian masjid yang mencontoh daerah lain. Sedangkan bahan baku di antaranya menggunakan kayu ulin dari Papua. “Nanti menjadi masjid yang megah namun tradisional. Selain untuk ibadah, juga bisa untuk wisata,” katanya.
Sementara itu, salah seorang ulama Kota Solo Dian Nafi mengapresiasi segera dibangunnya MTS. Dia menilai, di jalan utama Kota Solo minim keberadaan masjid. “Coba lihat dari Kleco kemudian berjalan sampai Jurug, berapa jumlah masjid yang terlihat? Sangat sedikit kan,” jelasnya. (irw/wa)