ekosutopo/purworejoekspres |
Leo Hariyanto, pedagang ayam potong di Pasar Kongsi Purworejo menyebutkan bahwa harga Rp 35.000 per kilogram saat ini jauh lebih tinggi sekitar Rp 7.000 bila dibandingkan dengan harga ayam potong pada awal dan akhir November 2017.
“Di November masih Rp28.000, sekitar segitu, masuk Desember mulai naik, sampai sekarang Rp 35.000,” kata Leo, Jumat (19/1/2018).
Disebutkan, kenaikan harga wajar terjadi saat menjelang libur panjang. Namun, kenaikan kali ini cukup lama.
“Biasanya kalau mau libur panjang anak sekolah harganya naik, sama seperti tahun-tahun sebelumnya Tapi, setelah libur panjang harga ayam potong mulai normal kembali, pada kisaran Rp 28.000 per kilogramnya,” sebutnya.
Menurut Leo, tingginya harga ayam potong ini disebabkan stock ayam di wilayah Purworejo kurang dan harus mendatangkan barang dari luar daerah, seperti Magelang, Wonosobo, dan Kebumen.
“Selain pembeli mengeluh karena mahalnya ayam potong, penjual juga sangat dirugikan karena pembeli sepi dan pemasukan kurang,” ungkap Leo.
Leli, seorang pembeli, menyampaikan bahwa meski harga ayam potong merangkak naik, ia tetap harus membeli daging ayam untuk masakan sehari-hari. Terlebih intensitas berkumpul anggota keluarga saat hari-hari libur sangat tinggi. Namun, Neli berharap agar harga ayam potong cepat stabil seperti biasanya.
“Buat masak sehari-hari saja, paling gampang kalau masak ayam,” kata Leli.
Pembeli lainnya, Jiono, juga mengaku harus tetap membeli ayam berapa pun harga di pasaran. Menurutnya, daging ayam merupakan menu andalan keluarga yang mudah disajikan.
“Apalagi anak-anak saya sangat senang makan daging ayam. Yang penting juga stoknya selalu ada, jangan sampai sulit di pasaran,” ucapnya. (top)