ISTIMEWA |
Adapun yang bibit yang akan diberikan, kelapa jenis genjah entok. Varietas asli Kebumen dan satu-satunya di Indonesia ini punya banyak keunggulan. Yakni, sudah mampu berbuah pada usia 3 tahun dengan kualitas buah yang besar-besar. Selain itu, tinggi pohon hanya 2,5 meter. Tak hanya bisa dimanfaatkan buahnya, jenis kelapa Genjah Entok ini juga dapat disadap niranya.
Permasalahannya, saat ini baru ada sekitar 1000 tanaman kelapa jenis ini. Sehingga perlu ada upaya percepatan produksi agar bisa didistribusikan secepatnya dan sebanyak-banyaknya kepada masyarakat.
"Kalau harus menggunakan pembibitan dengan cara konvensional (dari buah kelapa,red) akan terlalu lama. Yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi kultur jaringan. Namun teknologi ini adanya hanya di luar negeri, persisnya di Meksiko."
"Ke depan, kami berharap bisa bekerja sama dengan Meksiko untuk menerapkan teknologi ini di Indonesia," ujar Yahya Fuad.
Yahya Fuad, menyampaikan, hal itu sudah disampaikan dalam pertemuan para bupati dan walikota Indonesia yang tergabung dalam Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil kelapa, yang digelar, di Hotel Maxxone Jakarta, Minggu (7/1/2018).
Yahya Fuad berharap, terobosan itu dapat menjadi jawaban atas masih adanya kendala budidaya tanaman kelapa yang dialami masyarakat Kebumen saat ini.
Dari 33.656 hektare luasan lahan tanaman kelapa di Kebumen, baru sekitar 21.358 hektare yang menghasilkan. Itupun, 498 hektare diantaranya merupakan pohon kelapa yang sudah tua dan tidak produktif. Sementara, ada 11.800 hektare yang sama sekali belum menghasilkan.
Dengan kondisi seperti itu saja, Kabupaten Kebumen sudah termasuk daerah penghasil kelapa terbesar nomor 14 seIndonesia. Di Jawa, Kebumen nomor tiga terbesar penghasil kelapa. Hanya kalah dari Kabupaten Pandeglang dan Pangandaran, Jawa Barat.
Seiring dengan potensi yang besar itu, petani masih mengalami sejumlah kendala. Salah satunya, lambatnya peremajaan pohon kelapa saat ini. Sudah begitu,tanaman kelapa yang dibudidayakan masyarakat petani di Kebumen adalah jenis "kelapa dalam" yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk berbuah. Tinggi pohon kelapa dalam yang mencapai belasan meter itupun membuat anak-anak petani di Kebumen enggan membudidayakannya.
Oleh karena itu, Yahya Fuad menaruh harapan besar terhadap adanya varietas kelapa genjah entok yang asli Kebumen ini. Dia berharap, genjah entok dapat segera diperbanyak sehingga misi membantu masyarakat petani di Kebumen untuk menambah penghasilan tercapai. Dalam kerangka lebih besar, mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen.
Dalam hal pengembangan tanaman kelapa ini, Bupati mengatakan, Kebumen telah menjadi anggota Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil kelapa yang terdiri dari 200 kabupaten kota di Indonesia.
Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil kelapa yang dikoordinir Bupati Gorontalo itu terbentuk 27 November 2017 lalu. Yahya Fuad sebagai Bupati Kebumen didapuk menjadi Wakil Koordiator Koalisi yang membidangi Kesejahteraan Petani. (cah)