KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Permintaan koloni lebah trigona atau lebah klanceng ternyata selalu meningkat seiring berjalannya waktu. Banyaknya permintaan dari luar Pulau Jawa membuat pedagang koloni lebah klanceng kehabisan stok.
Saat ini perburuan lebah klanceng di Kabupaten Kebumen ternyata sudah dilakukan hampir di seluruh wilayah, mulai dari Pesisir Selatan hingga ke kawasan pegunungan di daerah Utara. Tak heran hal itu membuat ketersedian klanceng sudah sangat minim.
Lebah trigona atau klanceng, merupakan salah satu spesies lebah penghasil madu. Umumnya lebah akan bersarang di lubang-lubang yang tersedia di alam. Klanceng bahkan kerap ditemukan bersarang di bambu-bambu. Baik bambu yang masih digunakan untuk tiang bangunan, usuk pada atap maupun yang telah ditumpuk.
Albait Nurfaozi (28) salah satu peternak lebah sekaligus penjual lebah klanceng, warga RT 1 RW 1 Desa Kelulusan Kecamatan Pejagoan menyampaikan saat ini permintaan lebah trigona sangat tinggi. Permintaan tersebut datang dari luar Jawa maupun di Pulau Jawa sendiri. “Banyak sekali permintaan, hingga kami merasa kerepotan,” tuturnya, Jumat (12/1/2018).
Bapak satu anak yang telah menekuni usaha lebah selama dua tahun tersebut menyampaikan, permintaan lebah klanceng meningkat drastis dalam satu tahun belakangan ini. Pasalnya banyak sekali masyarakat yang berminat untuk membudidayakan lebah klanceng.
“Permintaan tinggi lantaran banyak yang ingin membudidayakan," katanya.
Dijelaskannya, selama ini pihaknya melakukan dua cara untuk dapat memenuhi permintaan pasar. Cara pertama dilaksanakan dengan mencari dari alam atau membeli koloni lebah klanceng dari para pemburu. Sedangkan cara yang kedua dilaksanakan dengan membudidayakan atau pecah koloni. “Terkadang beberapa pencari koloni lebah klanceng datang kemari dan menjual hasil buruannya,” paparnya.
Menurutnya, teknik pecah koloni membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebab koloni yang baru dipecah biasanya membutuhkan waktu untuk pemulihan. Adapun waktu yang dibutuhkan bervariasi mulai dari 1 hingga 2 bulan. “Setelah koloni berkembang baru dapat dijual,” jelasnya.
Albait menegaskan hingga kini pihaknya masih memerlukan banyak stok koloni lebah klanceng. Selain itu masih banyak pula permintaan yang belum terpenuhi. Untuk itu jika ada masyarakat yang mau menjual koloni lebah klanceng, maka pihaknya dengan senang hati akan membeli. “Berapa pun jumlahnya, kami siap untuk membeli,” ucapnya. (mam)
Saat ini perburuan lebah klanceng di Kabupaten Kebumen ternyata sudah dilakukan hampir di seluruh wilayah, mulai dari Pesisir Selatan hingga ke kawasan pegunungan di daerah Utara. Tak heran hal itu membuat ketersedian klanceng sudah sangat minim.
Lebah trigona atau klanceng, merupakan salah satu spesies lebah penghasil madu. Umumnya lebah akan bersarang di lubang-lubang yang tersedia di alam. Klanceng bahkan kerap ditemukan bersarang di bambu-bambu. Baik bambu yang masih digunakan untuk tiang bangunan, usuk pada atap maupun yang telah ditumpuk.
Albait Nurfaozi (28) salah satu peternak lebah sekaligus penjual lebah klanceng, warga RT 1 RW 1 Desa Kelulusan Kecamatan Pejagoan menyampaikan saat ini permintaan lebah trigona sangat tinggi. Permintaan tersebut datang dari luar Jawa maupun di Pulau Jawa sendiri. “Banyak sekali permintaan, hingga kami merasa kerepotan,” tuturnya, Jumat (12/1/2018).
Bapak satu anak yang telah menekuni usaha lebah selama dua tahun tersebut menyampaikan, permintaan lebah klanceng meningkat drastis dalam satu tahun belakangan ini. Pasalnya banyak sekali masyarakat yang berminat untuk membudidayakan lebah klanceng.
“Permintaan tinggi lantaran banyak yang ingin membudidayakan," katanya.
Dijelaskannya, selama ini pihaknya melakukan dua cara untuk dapat memenuhi permintaan pasar. Cara pertama dilaksanakan dengan mencari dari alam atau membeli koloni lebah klanceng dari para pemburu. Sedangkan cara yang kedua dilaksanakan dengan membudidayakan atau pecah koloni. “Terkadang beberapa pencari koloni lebah klanceng datang kemari dan menjual hasil buruannya,” paparnya.
Menurutnya, teknik pecah koloni membutuhkan waktu yang lebih lama. Sebab koloni yang baru dipecah biasanya membutuhkan waktu untuk pemulihan. Adapun waktu yang dibutuhkan bervariasi mulai dari 1 hingga 2 bulan. “Setelah koloni berkembang baru dapat dijual,” jelasnya.
Albait menegaskan hingga kini pihaknya masih memerlukan banyak stok koloni lebah klanceng. Selain itu masih banyak pula permintaan yang belum terpenuhi. Untuk itu jika ada masyarakat yang mau menjual koloni lebah klanceng, maka pihaknya dengan senang hati akan membeli. “Berapa pun jumlahnya, kami siap untuk membeli,” ucapnya. (mam)