ILUSTRASI |
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distapang) Kabupaten Kebumen, Ir Pudji Rahayu, membenarkan adanya areal tanaman yang tergenang banjir. Dari catatannya, ada 750 hektare lahan terendam banjir. Rinciannya, 157 hektare di Kecamatan Adimulyo, 553 hektare di Kecamatan Puring, dan 40 hektare di Kecamatan Bonorowo.
Kendati demikian hal tersebut belum dapat dikategorikan puso. Bilapun nantinya petani mengalami gagal panen, petani tidak usah khawatir. Karena, Pemkab Kebumen akan mengganti kerugian petani.
"Dari target awal 3 ribu hektare setahun, sudah ada 5.050 hektar sawah telah mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di MT1 (Oktober-Maret) ini . Jadi bila ada petani yang gagal panen, mereka akan mendapatkan pengembalian dana sebanyak Rp 6 juta perhektar," ujar Pudji Rahayu, Sabtu (6/1/2018).
Distapang sendiri awalnya hanya mentargetkan 3.000 hektar pertahun. Ir Pudji Rahayu menegaskan keberadaan Asuransi Pertanian sangat dibutuhkan oleh para petani. Terlebih di saat maraknya serangan hama. Dengan mengikuti asuransi maka kerugian tidak para petani sebagian akan ditanggung oleh asuransi. Program asuransi pertanian sendiri dikelola PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), yang merupakan badan usaha milik negara pada bidang asuransi.
“Kami terus melakukan himbauan melalui penyuluh, agar para petani dapat menggunakan fasilitas ini,” paparnya.
Ditambahkan pula, asuransi pertanian dilaksanakan dengan sistem semusim tanam. Artinya petani mendaftarkan diri pada awal musim tanah dengan premi Rp 36 ribu per hektare. Pembayaran premi dilaksanakan setiap musim. “Saat ini sudah banyak petani yang tertarik untuk mengikuti program tersebut, jumlahnya pun terus bertambah. Untuk yang belum mengikuti diharapkan dapat segera memanfaatkan program tersebut,” ucapnya. (mam)