Dedi Sulastro/Radar Brebes |
Warga meminta pihak pelaksana pembangunan tol bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di desanya tersebut. Mereka menuntuk pelaksana proyek tol untuk membangun kembali boks yang dulu sempat ada. Paslnya, boks yang dulu ada, saat ini sudah tertutup akibat pembangunan tiang pancang. "Kalau hujan turun, banjir sering menggenangi permukiman warga. Bahkan ketinggian sampai sedada orang dewasa," ungkap Darno, 45, salah seorang warga yang ikut berdemontrasi.
Kepala Desa Lembarawa, Darkian mengatakan, ada ratusan rumah yang terendam akibat tertutupnya saluran air yang ada di sekitar proyek tol. Selain itu, puluhan hektar sawah juga ikut terendam jika hujan turun akibat saluran pembuangan air tertutup. Karena itu, warganya berunjukrasa karena sudah sangat meresahkan. Bahkan, jika tuntutan warga tak dipenuhi, warga mengacam akan menutup paksa pekerjaan proyek tol tersebut. "Catatan yang ada, setiap hujan turun baik itu deres mapun tidak, sedikitnya 300 rumah dan puluhan hektar lahan persawahan tergenang banjir," terangnya.
Menurut dia, pihaknya telah beberapa kali melakukan kordinasi dengan pelaksana proyek terkait masalah tersebut. Namun, hingga sampai saat ini belum mendapatkan jawaban. Akibatnya, kesal lantaran tidak dilaksanakan puluhan warga melakukan demonstrasi. "Sudah kita sampaikan ke pihak pelaksana proyek tol, insyaallah besok (hari ini, red) pelaksana tol akan mengeruk dan membuatkan saluran irigasi baru," katanya.
Perwakilan Pelaksana Proyek Tol Brebes-Pemalang, Irvan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Waskita Karya selaku pelaksana utama proyek tol, untuk secepat mungkin membangun boks saluran air. Sebenarnya boks sudah ada, tetapi akibat pembangunan tiang panjang boks itu tertutup, sehingga pihaknya akan membangun boks saluran air yang baru. "Besok akan kita lakukan pengerukan tanah yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan box baru," ujarnya. (ded/ism)