Poniman |
Mahasiswa asal Puring yang mengambil Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga itu memiliki nilai IPK 3,82 (cumlaude). Selain wisudawan terbaik, Poniman juga menjadi lulusan tercepat dengan masa studi 3 tahun 2 bulan 24 hari dalam upacara wisuda yang diikuti 750 wisudawan tersebut.
Poniman mengaku bersyukur atas prestasi yang diraihnya tersebut. Namun demikian, prestasi itu juga diikuti dengan tanggung jawab besar. "Menjadi sarjana memiliki tanggung jawab sosial untuk bisa mengamalkan dan ikut serta dalam pembangunan daerah asal," katanya.
Saat ini, Poniman kini telah menjabat sebagai Kepala SMP Plus Islam Al Muttaqin Kuwarasan-Kebumen. SMP yang berbasis Broarding school ini ia rintis bersama tokoh masyarakat sekitar sebagai wujud kontribusinya dalam pembangunan daerah khususnya pendidikan.
“Menjadi sarjana harus memiliki pemikiran luas (mengglobal) dan bekal pengalaman berorganisasi selama kuliah, yang terpenting lagi softskill yang terus di upgrade mengikuti kemajuan teknologi” ujar poniman.
Poniman yang anak petani itu, selama ini dikenal sebagai mahasiswa yang mandiri dan berprestasi. Selama kuliah, anak Suryadi itu juga mendapat beasiswa Bidikmisi dan aktif diberbagai organisasi kepemudaan dan sosial. Dia juga pernah terpilih sebagai Delegasi Pertukaran Mahasiswa Internasional di Universitas Malaya dan Universitas Kebangsaan Malaysia dengan mementaskan dan memperkenalkan Budaya Wayang Kulit dan Tarian Kuda Lumping khas Kebumen di forum Internasional tersebut.
Poniman juga dikenal sebagai Founder dan Direktur Lembaga Sosial, Kemanusiaan, dan Pendidikan (LSKP) Al Fikri Society Kebumen. Diapun sudah merintis usaha
percetakan yang diberi nama Ponimandiri-Kebumen.
"Sarjana juga tidak hanya berharap menjadi pegawai atau PNS seharusnya dia mampu membuka lapangan pekerjaan, kreatif dalam dunia usaha, dan siap bersaing dalam pasar global (MEA)," katanya.(cah)