Magelang Ekspres |
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Magelang, I Gede Suarti menjelaskan ogoh-ogoh diistilahkan sebagai perlambangan sifat-sifat negatif yang harus dilebur agar tidak mengganggu kehidupan manusia. Selain diusung menyusuri jalan utama, makna ogoh-ogoh mengitari Catus Pata adalah sebagai simbol siklus sakral perputaran waktu menuju pergantian Tahun Saka yang baru.
”Prosesi ogoh-ogoh mengandung dua makna yakni mengekspresikan nilai-nilai religius dan ruang waktu sakral berdasar sastra agama Hindu,” terang Suarti.
Selain bertujuan melestarikan adat, seni dan budaya Bali, juga mendorong kreatifitas muda yang terhimpun dalam wadah Muda Mudi Hindu Magelang. Imbuh Suarti selain memperkaya budaya yang ada di Magelang, Pawai Ogoh-Ogoh diyakini mampu memberi manfaat bagi Pemerintah Kota dan Kabupaten Magelang.
”Artinya mampu meningkatkan kerukunan antar suku, budaya umat beragama serta toleransi, persatuan dan kesatuan masyarakat Magelang yang beragam,” harapnya.
Meskipun hujan turun dengan cukup deras, penonton tetap setia menunggu hingga pertunjukan dimulai. Tampak kerumunan penonton di halaman depan Artos Mall sejak pukul 16.00 WIB. Mafla (52) salah satunya, pengunjung asal Muntilan mengatakan bahwa ia sengaja datang ke Artos Mall untuk melihat pawai Ogoh-ogoh bersama keluarganya. “Sebelumnya saya sudah sering nonton Ogoh-ogoh di Bali. Namun ini spesial, karena digelar di Magelang yang notabene umat Hindu adalah minoritas. Saya warga Muslim dan saya senang melihat acara saudara kita dari umat Hindu,"ujarnya.
Sementara itu, General Manager Artos Mall, Otniel Hanung mengatakan, Parade Ogoh-Ogoh ini kali kedua digelar di Artos Mall. Hanung mengapresiasi, tradisi seni budaya umat selain menjadi hiburan yang berbeda juga wujud kerukunan umat beragama di Magelang.
”Dengan adanya pawai ini semoga mampu meningkatkan jumlah pengunjung dan meningkatkan penjualan tenant di Artos Mall,”tandasnya. (hen)