FOTO: DONNY SETYAWAN/RADAR KUDUS |
Dugaan tersebut berawal Kamis (1/3) sekitar pukul 10.00 para pegawai dan kepala puskesmas menggelar rapat persiapan akreditasi ke-2 Puskesmas Sidorekso. Saat rapat dimulai, salah satu peserta rapat izin ke kamar mandi. Izinnya cukup lama. Sekitar satu jam.
Kepala Puskesmas Sidorekso Kaliwungu Sutejo mengaku, tidak tahu alasan kenapa izin ke kamar mandi lama. Bahkan, dia menunggunya. Meski begitu, dia tidak menaruh curiga ada apa-apa terhadap salah satu pegawai tersebut. Akhirnya ada Ana, salah satu perawat di ruang rawat inap ingin ke toilet.
Menurut keterangan yang diperoleh, sebelum mengetuk pintu toilet Ana sempat menunggu lama. Mungkin karena kebelet, jadi Ana mengetuk pintu. ”Sempat terjadi dialog antara perawat dan pegawai itu. Persisnya saya kurang paham. Intinya masih akan di dalam (toilet, Red) cukup lama karena sedang BAB. Sambil terdengar kucuran air kran yang cukup keras. Saat pintu dibuka, pegawai itu dengan kondisi lemas,” jelasnya.
Dengan kondisi seperti itu, pihak puskesmas menawari dirujuk ke rumah sakit. Namun, pegawai tersebut sempat menolak. Akhirnya diantar pulang ke rumahnya di Kecamatan Jekulo. Di tengah perjalanan, teman-temannya berhasil membujuk untuk dilakukan perawatan di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus.
”Kondisi saat keluar toilet bersih. Hanya ada sedikit bercak darah. Kami menduganya Karena sedang datang bulan dan mungkin sedang deras-derasnya,” tuturnya.
Sejak bekerja sekitar sebulan di Puskesmas Sidorekso Kaliwungu, lanjutnya, sama seperti pegawai lainnya. Tak ada yang istimewa. Tingkahnya juga tak banyak diperhatikan.
Sehari-hari pegawai tersebut bekerja tanpa ada keluhan yang menandakan sedang hamil. ”Semuanya tidak ada yang menduga kalau hamil. Sebab, saat mengajukan surat lamaran sebulan lalu tertulis statusnya masih single,” ujarnya.
Dhianita Fatiya, salah satu bidan Puskesmas Sidorekso mengungkapkan, tak ada satu pun puskesmas memperhatikan detail orangnya. Apalagi statusnya masih pegawai baru. ”Sehari-hari riwa-riwi seperti biasa. Saya orangnya cuek, jadi secara pribadi tak begitu memperhatikan detail individu di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning melalui Kasatreskrim AKP Ongkoseno Grndiarso Sukahar membenarkan, ada kasus penemuan bayi di Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu. Hingga kemarin belum menemukan pelaku pembuangan bayi.
”Kami masih proses penyelidikan. Kami panggil semua saksi, khususnya yang pertama kali menemukan,” ungkapnya.
Ditanya tentang dugaan pelaku dari salah satu pegawai puskesmas, pihaknya belum bisa memastikan. Namun, pihaknya akan segera meminta keterangan. ”Semua yang tahu akan kami mintai keterangan, termasuk yang dicurigai,” paparnya.
Leher Bayi Terlilit Celana Dalam
BAYI berjenis kelamin perempuan ditemukan masih hidup di belakang toilet Puskesmas Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kamis (1/3) sore. Tumaidi dan Kusrin menemukan bayi tersebut saat mau membuang sampah. Hingga kemarin belum diketahui pasti siapa orang tua yang tega membuang bayi tersebut.
Kusrin, salah seorang tukang kebun mengungkapkan menemukan bayi tersebut sekitar pukul 16.30. Saat itu dia baru selesai membersihkan rumput di halaman. Dia hendak membuang sampah rumput tersebut ke kebun belakang puskesmas.
Sebelumnya, sekitar pukul 10.30 dia sempat mendengar suara bayi saat sedang membetulkan paving. Namun, dia tak begitu menghiraukan. Dipikirnya ada seseorang yang melakukan persalinan di dalam puskesmas. ”Wah aku bakal ngumbah sprei iki,” ujarnya.
Dia berucap demikian karena setiap ada orang melahirkan, tugasnya mencuci sprei. Ia sempat pulang dan kembali sekitar pukul 14.30. Dia melanjutkan pembetulan paving halaman puskesmas dan membersihkan rumput.
”Saat saya mau membuang sampah di belakang, saya melihat seperti ada bayi di belakang toilet. Saya bersama Tumaidi memanggil bu bidan. Posisi bayi tersebut miring dengan mengeluarkan sedikit cairan seperti susu cokelat. Kondisi bayi bersih dan terlilit celana dalam dengan ada bercak darah,” jelasnya.
Kepala Puskemas Sidorekso Sutejo mengungkapkan, setelah ditemukan bayi segera dilakukan penanganan. Dua bidan yang sedang jaga, yakni Isarotul dan Evita membawa bayi ke ruang infant warmer. ”Dikhawatirkan bayi tersebut kedinginan. Jadi dibawa ke ruang tersebut biar hangat. Setelah beberapa saat bayi dipastikan dalam kondisi selamat karena sudah bisa menangis,” ujarnya.
Mengenai kondisi fisiknya, dia menjelaskan bayi dengan jenis kelamin perempuan tersebut memiliki berat badan 2,9 kg dan panjang 45 cm. Memiliki rambut berwarna hitam dan kulit sawo matang. ”Saat ditemukan tali pusarnya masih ada, namun plasentanya sudah tidak ada,” imbuhnya.
Sejak semalam, bayi tersebut dirujuk ke RSUD dr. Loekmonohadi Kudus untuk mendapatkan perwatan intensif. Abdul Aziz Achyar, direktur RSUD dr. Loekmonohadi Kudus mengatakan bayi tersebut dibawa ke RSUD sekitar pukul 20.00 oleh bidan puskesmas. ”Saat ini masih menjalani perawatan intensif di ruang Picu Nicu. Diperkirakan bayi tersebut mengalami hipotermia atau kedinginan,” paparnya. ( (daf/mal/ris)