fotosudarnoahmad/ekspres |
Hingga saat ini, publik masih belum bisa mengerti mengapa itu bisa terjadi. Apalagi menurut polisi, pelaku saat melakukan perbuatan keji tersebut tidaklah sepenuhnya dalam keadaan terganggu jiwanya. Pelaku masih bisa berkomunikasi dengan baik di depan penyidik.
Apapun itu, adanya peristiwa Jumat Berdarah itu, bukan kali pertama di Kebumen. Masih jelas di ingatan peristiwa kelam penganiayaan hingga tewas yang juga terjadi di Kecamatan Buluspesantren.
1. Pembunuhan terhadap seorang Mantri Kesehatan di Banjurpasar Buluspesantren
Peristiwa ini terjadi pada 21 Januari 2017 lalu. Saat itu, mantri kesehatan Sugeng Wahyudi, warga RT 1 RW 1 Desa Banjurpasar Kecamatan Buluspesantren ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya.
Baca juga:
(Pembunuh Mantri Sugeng Divonis 20 Tahun Penjara)
Bahkan, sebuah pisau masih menancap di lehernya.Selain itu, sebuah mobil dan sepeda motor dilaporkan hilang. Belakangan juga terungkap, pelaku membawa kabur ponsel, uang serta perhiasan milik korban. Tiga pelaku warga Purbalingga Jawa Tengah, masing-masing kakak beradik adik Ela Setiawan (29) dan Endrik Margi Santoso (25) serta Danang Okta Hidayat alias Pentong (20) ditangkap Polisi 25 Januari 2017. Ketiganya sudah divonis bersalah oleh pengadilan.
2. Tusmadi alias Gudel,warga Desa Ayamputih membunuh pegawai koperasi
Tusmadi membunuh korban bernama Rasno (22) warga Banjarnegara yang merupakan pegawai Koperasi Simpan Pinjam Rukun Gombong. Rasno ditemukan meninggal dunia akibat pembunuhan sadis pada tanggal 18 Desember 2016 di rumah tinggal pelaku Dukuh Nagasari Desa Ayamputih Buluspesantren.
Baca juga:
(Bunuh Mantri Bank, Tusmadi Gudel Diganjar 19 Tahun Penjara)
Korban dibacok berkali-kali menggunakan lading di bagian kepala dari arah belakang. Lalu, pelaku menyeret tubuh korban ke kamar mandi. Pelaku lantas menjerat leher korban dengan tambang plastik yang biasa digunakan untuk menjemur pakaian. Karena kehabisan nafas, Rasno akhirnya meregang nyawa dengan kondisi kepala bersimbah darah dan tambang plastik masih terlilit di lehernya. Tusmadi sudah diputus bersalah oleh pengadilan.
Kembali soal Sumudi, masih harus ditunggu proses hukum yang bakal dijalaninya. Yang jelas, Sumudi (35), mengaku tidak menyesal menghabisi ibu yang telah melahirkannya dengan cara sadis. Pria yang wajahnya dipenuhi tatto itu mengaku melakukan aksinya karena kesal tak kunjung dikasih uang Rp 500 ribu oleh ibunya. Hal itu terungkap saat press release kasus tersebut oleh Polres Kebumen, Sabtu (10/3) sore.
Dihadapan Kapolres Kebumen, AKBP Arief Bahtiar, dengan wajah datar, Sumudi, mengaku tidak menyesal telah membunuh ibu kandungnya dengan cara keji. Tidak ada sedikitpun ekspresi penyesalan diwajah yang dipenuhi dengan tato tersebut.
Kepada polisi, Sumudi, sedikitpun tidak merasa menyesal dengan perbuatannya. Pemuda yang sering berada di Pasar Hewan Tamanwinangun itu merasa sadar saat memenggal kepala ibunya. "Ya nggak apa-apa (tidak punya ibu lagi)," kata Sumudi, saat diintograsi oleh Kapolres.
Sumudi, berhasil ditangkap polisi kurang dari 24 jam setelah membunuh ibunya di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren. Sumudi ditangkap saat sedang naik sepeda di Jalan Pemuda, tepatnya di GKJ Kebumen, Sabtu (10/3) sekitar pukul 07.30 WIB.
Sesaat setelah menghabisi ibunya, Sumudi kabur dengan menaiki sepeda. Menurut pengakuannya kepada polisi, dia menaiki sepedanya kearah Petanahan, kemudian ke utara hingga Desa Karangsari, Kecamatan Sruweng.
Pada Sabtu pagi, pria yang telah dikaruniai satu anak ini menuju Alun-alun Kebumen. Saat di Alun-alun inilah ada warga yang mengenalnya dan melaporkan ke polisi. Hingga akhirnya polisi berhasil menangkapnya di Jalan Pemuda. Saat ditangkap, Sumudi akan ke rumah bapaknya di Bocor.
Kapolres Kebumen AKBP Arief Bahtiar, mengungkapkan dari keterangan yang didalami penyidik, pelaku sudah merencanakan akan membunuh ibunya. Sebilah golok dan tas punggung sudah disiapkan sejak awal sebelum aksi kejinya dilancarkan.
Pelaku menghabisi orang yang telah melahirkannya dengan cara menebas leher ibunya sebanyak lima kali. Setelah memastikan kepala ibunya terpisah dengan tubuhnya, Sumudi rencananya akan membawa kepala ibunya tersebut dengan cara dimasukan ke dalam tas. Namun, karena tidak muat, Sumudi membatalkan niatnya tersebut. (ori/cah)