JAKARTA – Gelombang pertama pemberangkatan haji dimulai 17 Juli nanti. Saudi Airline dan Garuda Indonesia merupakan dua maskapai yang nantinya akan mengantarkan jamaah berhaji. Kemarin (9/4) kedua maskapai tersebut menandatangani nota kerjasama (MoU) dengan Kementerian Agama (Kemenag).
”Nanti Garuda akan membawa 107 ribu penumpang, sementara Saudi Airline 98 ribu penumpang,” kata Nizar Ali, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag.
Nizar mengatakan jika sebelumya ada empat maskapai yang mengambil dokumen untuk pendaftaran.
Namun hanya Garuda Indonesia dan Saudi Airline saja yang menyampaikan penawaran kepada Kemenag. ”Kami juga mempertimbangkan jenis dan kapasitas tempat duduk, kelayakan jalan, dan standar pelayanan yang diberikan,” tutur Nizar. Akhirnya dari dua maskapai yang menawarkan diri tersebut, semuanya diberikan kesempatan untuk mengantarkan jamaah.
Ketika ditanya berapa biaya yang dikeluarkan untuk kedua maskapai itu, Nizar menolak. Dia menuturkan jika pembiayaan tergantung masing-masing embarkasi. Semakin ke barat akan semakin murah.
”Pesawat sudah kami carter dan penerbangan direct,” ungkapnya. Sehingga maskapai tidak diperkenankan untuk membawa penumpang selama mengantarkan Jamaah.
Untuk tahun ini ada 12 embarkasi yang digunakan. 12 embarkasi tersebut antara lain Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, dan Jakarta (Soekarno-Hatta).
Embarkasi lainnya adalah Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, serta Lombok. ”Halim (Bandara Halim Perdana Kusuma, Red) tidak digunakan lagi mengingat kejadian tahun lalu,” ujarnya.
Tahun sebelumnya, jamaah haji dari Jawa Barat berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma. Sekarang jamaah haji dari Jawa Barat akan berangkat dari Soekarno-Hatta. Salah satu faktor yang menyebakan bandara tersebut tidak digunakan adalah tidak didukung untuk penerbangan pesawat berbadan lebar.
Sementara itu Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala M Mansury menjelaskan jika tahun ini pihaknya menambah awak kabin. Tahun sebelumnya hanya 506 awak. Tahun ini ada 540 awak. ”Diantaranya adalah putra putri daerah,” tuturnya.
Rencana Garuda Indonesia akan menggunakan 14 pesawat wide body. ”Kami gunakan tiga pesawat boeing 747 , lima pesawat boeing 777, dan enam pesawat airbus A330,” katanya saat ditemui di Kemenag kemarin.
”Kami akan meningkatkan on time performance (OTP),” janji Pahala. Tahun lalu OTP untuk gelombang pertama mencapai 98 persen. Sementara untuk gelombang dua 96 persen. (lyn)
”Nanti Garuda akan membawa 107 ribu penumpang, sementara Saudi Airline 98 ribu penumpang,” kata Nizar Ali, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag.
Nizar mengatakan jika sebelumya ada empat maskapai yang mengambil dokumen untuk pendaftaran.
Namun hanya Garuda Indonesia dan Saudi Airline saja yang menyampaikan penawaran kepada Kemenag. ”Kami juga mempertimbangkan jenis dan kapasitas tempat duduk, kelayakan jalan, dan standar pelayanan yang diberikan,” tutur Nizar. Akhirnya dari dua maskapai yang menawarkan diri tersebut, semuanya diberikan kesempatan untuk mengantarkan jamaah.
Ketika ditanya berapa biaya yang dikeluarkan untuk kedua maskapai itu, Nizar menolak. Dia menuturkan jika pembiayaan tergantung masing-masing embarkasi. Semakin ke barat akan semakin murah.
”Pesawat sudah kami carter dan penerbangan direct,” ungkapnya. Sehingga maskapai tidak diperkenankan untuk membawa penumpang selama mengantarkan Jamaah.
Untuk tahun ini ada 12 embarkasi yang digunakan. 12 embarkasi tersebut antara lain Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, dan Jakarta (Soekarno-Hatta).
Embarkasi lainnya adalah Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, serta Lombok. ”Halim (Bandara Halim Perdana Kusuma, Red) tidak digunakan lagi mengingat kejadian tahun lalu,” ujarnya.
Tahun sebelumnya, jamaah haji dari Jawa Barat berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma. Sekarang jamaah haji dari Jawa Barat akan berangkat dari Soekarno-Hatta. Salah satu faktor yang menyebakan bandara tersebut tidak digunakan adalah tidak didukung untuk penerbangan pesawat berbadan lebar.
Sementara itu Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala M Mansury menjelaskan jika tahun ini pihaknya menambah awak kabin. Tahun sebelumnya hanya 506 awak. Tahun ini ada 540 awak. ”Diantaranya adalah putra putri daerah,” tuturnya.
Rencana Garuda Indonesia akan menggunakan 14 pesawat wide body. ”Kami gunakan tiga pesawat boeing 747 , lima pesawat boeing 777, dan enam pesawat airbus A330,” katanya saat ditemui di Kemenag kemarin.
”Kami akan meningkatkan on time performance (OTP),” janji Pahala. Tahun lalu OTP untuk gelombang pertama mencapai 98 persen. Sementara untuk gelombang dua 96 persen. (lyn)