KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Di usianya yang tak muda lagi, Khudori (57), berangkat ke Mekah Arab Saudi dengan menggunakan sepeda. Seperti apa Khudori di mata keluarganya?
Anak kandung Khudori, Tohar (36) dan Tobib Fuadi (32), mengatakan ayahnya dikenal sangat teguh dalam pendirian. Bila sudah ada kemauan, tak ada satu orang pun yang bisa mencegahnya.
Hal itu berlaku untuk kepergian ayah 7 anak 10 cucu dan 1 cicit itu ke Mekah menggunakan sepeda. Dalam kesehariannya, Mbah Dori dikenal sebagai petani biasa. Berkebun dan bersawah. Namun disela kesibukannya itu, Mbah Dori juga mengajari ngaji anak-anak di lingkungan rumah.
Bahkan, Dori sampai membangun gubug tak jauh dari rumahnya sebagai tempat mengaji. "Teman-temannya juga banyak. Kalau warga luar daerah mengenal Bapak sebagai kyai. Kalau di rumah malah gak," kata Tobib.
Mbah Dori merencanakan sampai di Mekah tepat waktu saat melakukan ibadah haji. Jadi, ada waktu sekitar 6 bulan lagi. Sebelumnya, Mbah Dori bakal sowan ke PBNU Jakarta untuk minta surat rekomendasi agar diijinkan masuk ke Arab Saudi. Untuk jalur laut, Khudori berencana naik kapal. Selebihnya, bakal dilalui dengan bersepeda.
Kini, pihak keluarga pun hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi Mbah Dori. Namun demikian, mereka optimis Mba Dori selamat tak kurang suatu ap."Sebelum pergi, ayah hanya berpesan agar keluarga di rumah baik-baik saja. Ayah juga minta dibikinkan selamatan pada 10 Dulhijah," kata Tohar.
Seperti diberitakan, Khudori sudah memulai perjalanannya pada Minggu pagi (29/4). Khudori tak berangkat sendiri. Turut bersamanya, Nurudin warga Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren. Khudori mengungkapkan, berangkat ke Mekah dengan sepeda sudah menjadi niatnya. Tujuannya tak lain agar bisa menunaikan ibadah haji. "Sudah saya niati untuk beribadah,"ujarnya.(cah/saefur)
Anak kandung Khudori, Tohar (36) dan Tobib Fuadi (32), mengatakan ayahnya dikenal sangat teguh dalam pendirian. Bila sudah ada kemauan, tak ada satu orang pun yang bisa mencegahnya.
Hal itu berlaku untuk kepergian ayah 7 anak 10 cucu dan 1 cicit itu ke Mekah menggunakan sepeda. Dalam kesehariannya, Mbah Dori dikenal sebagai petani biasa. Berkebun dan bersawah. Namun disela kesibukannya itu, Mbah Dori juga mengajari ngaji anak-anak di lingkungan rumah.
Bahkan, Dori sampai membangun gubug tak jauh dari rumahnya sebagai tempat mengaji. "Teman-temannya juga banyak. Kalau warga luar daerah mengenal Bapak sebagai kyai. Kalau di rumah malah gak," kata Tobib.
Mbah Dori merencanakan sampai di Mekah tepat waktu saat melakukan ibadah haji. Jadi, ada waktu sekitar 6 bulan lagi. Sebelumnya, Mbah Dori bakal sowan ke PBNU Jakarta untuk minta surat rekomendasi agar diijinkan masuk ke Arab Saudi. Untuk jalur laut, Khudori berencana naik kapal. Selebihnya, bakal dilalui dengan bersepeda.
Kini, pihak keluarga pun hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi Mbah Dori. Namun demikian, mereka optimis Mba Dori selamat tak kurang suatu ap."Sebelum pergi, ayah hanya berpesan agar keluarga di rumah baik-baik saja. Ayah juga minta dibikinkan selamatan pada 10 Dulhijah," kata Tohar.
Seperti diberitakan, Khudori sudah memulai perjalanannya pada Minggu pagi (29/4). Khudori tak berangkat sendiri. Turut bersamanya, Nurudin warga Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren. Khudori mengungkapkan, berangkat ke Mekah dengan sepeda sudah menjadi niatnya. Tujuannya tak lain agar bisa menunaikan ibadah haji. "Sudah saya niati untuk beribadah,"ujarnya.(cah/saefur)