fotoahmadsaefurrohman/ekspres |
Jadi menarik melihat aktivitas para siswa di SD Muhammadiyah Kebumen ini. Daripada diam di rumah, mereka memilih berlatih merakit robot dan membuat roket air di sekolah. Seperti terlihat pada Minggu (8/4/2018), kemarin puluhan siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Menariknya, anak-anak memanfaatkan bekas botol air mineral yang dipungut di sekitar sekolah. Di bawah bimbingan guru pembimbing, Sigit Maryanto, limbah plastik tersebut dibikin roket yang kemudian langsung dimainkan di halaman sekolah.
Pada bagian lain, persisnya di ruang perpustakaan, sekelompok anak berkutat dengan solder merakit robot. Kali ini, para siswa merakit robot "line tracer analog" di bawah bimbingan Samsul Nahar, guru pendamping. Robot sensorik yang berjalan sesuai jalur berupa garis putih dan hitam.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Kebumen, Miskun SPd, menyampaikan, roket air dan robotik sudah menjadi kegiatan ekstra kurikuler. Sejak berlangsung 2 tahun lalu, kini semakin diintensifkan seminggu sekali. Biasanya, latihan dilaksanakan pada hari Sabtu setiap pekannya.
Para siswa pun sangat antusias mengikutinya. Bahkan saat digelar pada hari Minggu kemarin, mereka semangat berangkat. Kemarin ada 21 siswa yang ikut. Mereka terdiri dari kelas 3 sampai 5. "Alhamdulillah, sudah ada prestasi baik di tingkat kabupaten maupun Jateng," kata Miskun yang didampingi Bagian Kesiswaan Sulthon Nasir,SPd.
Miskun berharap, kegiatan semacam ini membuat anak-anak sudah familiar dengan teknologi sejak dini. Sekaligus bisa memanfaatkan teknologi tepat guna saat mereka dewasa nanti. Anak-anak juga bisa belajar fokus, karena membuat roket apalagi robot membutuhkan kehati-hatian dan ketelitian. "Kegiatan ini sekaligus dalam rangka menjadi pendidikan karakter. Anak-anak dibiasakan berdoa sebelum beraktivitas," imbuh Sulthon diamini Miskun.
Adit dan Lutfan, dua siswa, mengaku menikmati membuat robot. Meski proses menyolder menjadi bagian sulit, mereka berusaha menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Alhasil, robot dapat dimainkan begitu selesai dirakit. "Bagian paling susah saat menyolder. Tapi senang setelah akhirnya robot bisa jalan," ujar Adit yang duduk di kelas 3 itu. (cah)