TEGAL- Puisi kontroversi karya Sukmawati ternyata memantik reaksi umat Islam di Kota Tegal. Meski Sukmawati sudah minta maaf dan menyesal, namun, sekitar lima ribu umat muslim di Kota Tegal tetap akan menggelar aksi demo, Jumat (6/4), atau usai solat jumat.
Aksi longmarch akan digelar dari Masjid Agung Tegal hingga berjalan menuju ke depan Mapolres Tegal Kota.
''Bismillah Laahaula walaaquwwata Illaabillah, setelah melakukan rapat kami tetap untuk menggelar aksi demo,'' tegas pengasuh Pondok Pesantren Daarul Hijrah, Habin Thohir Abdullah Alkaf, Kamis (5/4/2018) sore.
Menurutnya, tidak ada tebang pilih dalam menerapkan hukum di Indonesia. Meski merupakan anak sang Proklamator Soekarno, Sukmawati, tetap sama di depan hukum.
"Jadi Insya Allah, Jumat siang ini. Kita memberikan support kepada Polri. Bahwa siapa pun melakukan penodaan agama dia harus mendapat perlakuan sama. Kalau memang perlu ditahan harus ditahan," ungkapnya.
Sementara salah satu pengurus dalam aksi itu, Muslih, menambahkan, aksi menentang puisi Sukmawati ini diprediksi menggalang 5 ribu massa. Dimulai usai salat Jumat bersama di Masjid Agung Kota Tegal.
''Peserta aksi lalu long march menuju Kantor Mapolres Tegal Kota,'' ulasnya.
Ditambahkan, pihaknya berharap ada keadilan. Ini pembelajaran untuk lainnya. Agar tidak ada lagi penodanaan terhadap Islam, maupun agama lainnya.
''Kami menilai, puisi yang dibacakan oleh Sukmawati justru lebih parah jika dibandingkan dengan kasus penodaan agama oleh Ahok. Sebab, dalam pembuatan puisi, bisa dibaca berulang kali. Dicek, dipahami lebih dulu. Namun, Sukmawati tetap saja memviralkan puisi,'' ungkapnya.
Karenanya, meski sudah meminta maaf, namun umat muslim di Kota Tegal tetap akan memberikan suport kepada Polri, agar kasus tersebut tetap berlanjut.
''Ya, kita juga sudah memberitahukan aksi ini kepada polisi. Sehingga, harapan kami aksi ini pun bisa berjalan dengan aman dan damai. Terlebih, dalam aksi ini kami mendukung Polri dalam mengusut tuntas kasus penodaan agama ini,'' pungkasnya. (gus/ela)
Aksi longmarch akan digelar dari Masjid Agung Tegal hingga berjalan menuju ke depan Mapolres Tegal Kota.
''Bismillah Laahaula walaaquwwata Illaabillah, setelah melakukan rapat kami tetap untuk menggelar aksi demo,'' tegas pengasuh Pondok Pesantren Daarul Hijrah, Habin Thohir Abdullah Alkaf, Kamis (5/4/2018) sore.
Menurutnya, tidak ada tebang pilih dalam menerapkan hukum di Indonesia. Meski merupakan anak sang Proklamator Soekarno, Sukmawati, tetap sama di depan hukum.
"Jadi Insya Allah, Jumat siang ini. Kita memberikan support kepada Polri. Bahwa siapa pun melakukan penodaan agama dia harus mendapat perlakuan sama. Kalau memang perlu ditahan harus ditahan," ungkapnya.
Sementara salah satu pengurus dalam aksi itu, Muslih, menambahkan, aksi menentang puisi Sukmawati ini diprediksi menggalang 5 ribu massa. Dimulai usai salat Jumat bersama di Masjid Agung Kota Tegal.
''Peserta aksi lalu long march menuju Kantor Mapolres Tegal Kota,'' ulasnya.
Ditambahkan, pihaknya berharap ada keadilan. Ini pembelajaran untuk lainnya. Agar tidak ada lagi penodanaan terhadap Islam, maupun agama lainnya.
''Kami menilai, puisi yang dibacakan oleh Sukmawati justru lebih parah jika dibandingkan dengan kasus penodaan agama oleh Ahok. Sebab, dalam pembuatan puisi, bisa dibaca berulang kali. Dicek, dipahami lebih dulu. Namun, Sukmawati tetap saja memviralkan puisi,'' ungkapnya.
Karenanya, meski sudah meminta maaf, namun umat muslim di Kota Tegal tetap akan memberikan suport kepada Polri, agar kasus tersebut tetap berlanjut.
''Ya, kita juga sudah memberitahukan aksi ini kepada polisi. Sehingga, harapan kami aksi ini pun bisa berjalan dengan aman dan damai. Terlebih, dalam aksi ini kami mendukung Polri dalam mengusut tuntas kasus penodaan agama ini,'' pungkasnya. (gus/ela)