Sama dengan cerita penduduk sebelumnya saat gempa pertama. Sebelum terjadi gempa terdengar suara dentuman dari dalam tanah sebelum timbul getaran naik-turun seolah benda-benda disekitar dipentalkan. Hal itu juga menyebabkan seluruh penduduk panik dan berhamburan keluar rumahnya.
Warga Kasinoman Tri Wahyuni (22) mengatakan dirinya sedang bersama ketiga anaknya didalam rumah. Ia sempat kebingungan melindungi anaknya saat gempa susulan terjadi, mengingat ketiga anaknya masih balita.
"Saya kaget dan bingung mau bagaimana, anak-anak saya juga belum bisa lari sehingga harus saya gendong satu persatu," ungkapnya panik. Menurutnya, gempa susulan yang terjadi saat itu merupakan gempa terkuat yang ia rasakan.
Berdasarkan ceritanya, selama dua hari terakhir telah terjadi lima kali gempa susulan. Kekuatan gempa cenderung menurun dari sebelumnya. Hal itulah yang membuat Tri berani kembali tinggal dirumahnya kembali. "Kalau masih begini lagi saya akan kembali mengungsi," katanya.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan gempa susulan yang terjadi Kamis(3/5) lalu berkekuatan 2,9 Skala Richter. Gempa berpusat di 6 KM Timur Kalibening pada kedalaman 15 KM. "Terasa cukup kuat," tegasnya.
Menurutnya gempa susulan itu dapat dirasakan disebagian wilayah Banjarnegara hingga Pekalongan. Namun ia belum dapat memastikan apakah akan kembali terjadi gempa susulan kembali. "Kemungkinan gempa lagi belum terdeteksi," ujar Setyo.
Ia juga menuturkan, tidak ada tambahan kerusakan atau korban akibat gempa susulan yang terjadi. Hal ini ditengarai karena bangunan yang ada saat ini merupakan sisa bangunan yang kuat. Terlihat dengan tidak robohnya bangunan tersebut meski gempa terasa cukup kuat.(her)
