BANJARNEGARA - Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Kecamatan Kalibening, Sabtu (19/5/2018). Gempa bumi berkekuatan 2,8 SR ini terjadi menjelang berbuka puasa. Atau tepatnya pada pukul 16:37:15 WIB. Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan dengan adanya gempa ini, sampai saat ini sudah terjadi 22 kali
gempa susulan.
"Penyebabnya aktivitas sesar lokal Kalibening," paparnya. Dia menjelaskan pusat gempa berada jarak 14 km arah timur laut Kecamatan Kalibening. Sedangkan kedalaman pusat gempa pada 7,5 kilometer.
Gempa ini bersifat sangat lokal. Sehingga hanya dirasakan di beberapa desa saja. Yaitu Desa Sidakangen, Kertosari, Plorengan, dan Kasinoman. Sedangkan dari kejadian tersebut, tidak ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau infrastruktur lainnya. Dari hasil monitoring, sampai Minggu (20/5) sore belum terpantau adanya gempa susulan (after shock).
Kepala Desa Kertosari Kecamatan Kalibening Agung Wicaksono mengatakan gempa yang terjadi Sabtu sore sangat terasa di wilayahnya. Sehingga membuat warga panik dan berhamburan keluar dari tenda. "Begitu ada gempa, warga berlari keluar dari tenda," terangnya.
Karena sifatnya yang sangat lokal, gempa tidak dirasakan oleh warga Desa Sikumpul Kecamatan Kalibeing. "Kemarin tidak terasa ada getaran. Saya tidak ikut merasakan goncangan gempa," kata Kadus V Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Agus Salim.
Humas PMI Banjarnegara M Alwan Rifai mengatakan sampai saat ini jumlah pengungsi sebanyak 478 KK atau 1.720 jiwa. Dia menyebut pengungsi tersebut berada di empat titik. "Di Dusun Witra Desa Sidakangen 94 KK atau 282 Jiwa, Desa Kertosari 180 KK atau 629 Jiwa, Desa Plorengan 10 KK atau 35 Jiwa dan Kasionoman 194 KK atau 774 Jiwa," terangnya.
Angka tersebut diperoleh berdasarkan kerusakan rumah. Asumsinya rumah warga yang tidak mengalami kerusakan atau rusak ringan tidak dilayani sebagai pengungsi. Sedangkan verifikasi rumah sedang belum fix. Sehingga mempersulit proses klasifikasi pengungsi.
Alwan menyebut kebutuhan logistik yang diperlukan antara lain beras sebanyak 11.300 kilogram, minyak goreng 2.060 liter, gula pasir 3.150 kilogram dan mie instan 400 dus. "Jumlah tersebut merupakan kebutuhan untuk satu bulan," terangnya.
Kebutuhan lainnya adalah palet/papan seluas 72 meter persegi untuk membangun mushola di Dusun Witra. "Kebutuhan lainnya yaitu palet untuk tenda pengungsi di Dusun Witra," terangnya.(drn)
gempa susulan.
"Penyebabnya aktivitas sesar lokal Kalibening," paparnya. Dia menjelaskan pusat gempa berada jarak 14 km arah timur laut Kecamatan Kalibening. Sedangkan kedalaman pusat gempa pada 7,5 kilometer.
Gempa ini bersifat sangat lokal. Sehingga hanya dirasakan di beberapa desa saja. Yaitu Desa Sidakangen, Kertosari, Plorengan, dan Kasinoman. Sedangkan dari kejadian tersebut, tidak ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau infrastruktur lainnya. Dari hasil monitoring, sampai Minggu (20/5) sore belum terpantau adanya gempa susulan (after shock).
Kepala Desa Kertosari Kecamatan Kalibening Agung Wicaksono mengatakan gempa yang terjadi Sabtu sore sangat terasa di wilayahnya. Sehingga membuat warga panik dan berhamburan keluar dari tenda. "Begitu ada gempa, warga berlari keluar dari tenda," terangnya.
Karena sifatnya yang sangat lokal, gempa tidak dirasakan oleh warga Desa Sikumpul Kecamatan Kalibeing. "Kemarin tidak terasa ada getaran. Saya tidak ikut merasakan goncangan gempa," kata Kadus V Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Agus Salim.
Humas PMI Banjarnegara M Alwan Rifai mengatakan sampai saat ini jumlah pengungsi sebanyak 478 KK atau 1.720 jiwa. Dia menyebut pengungsi tersebut berada di empat titik. "Di Dusun Witra Desa Sidakangen 94 KK atau 282 Jiwa, Desa Kertosari 180 KK atau 629 Jiwa, Desa Plorengan 10 KK atau 35 Jiwa dan Kasionoman 194 KK atau 774 Jiwa," terangnya.
Angka tersebut diperoleh berdasarkan kerusakan rumah. Asumsinya rumah warga yang tidak mengalami kerusakan atau rusak ringan tidak dilayani sebagai pengungsi. Sedangkan verifikasi rumah sedang belum fix. Sehingga mempersulit proses klasifikasi pengungsi.
Alwan menyebut kebutuhan logistik yang diperlukan antara lain beras sebanyak 11.300 kilogram, minyak goreng 2.060 liter, gula pasir 3.150 kilogram dan mie instan 400 dus. "Jumlah tersebut merupakan kebutuhan untuk satu bulan," terangnya.
Kebutuhan lainnya adalah palet/papan seluas 72 meter persegi untuk membangun mushola di Dusun Witra. "Kebutuhan lainnya yaitu palet untuk tenda pengungsi di Dusun Witra," terangnya.(drn)