 |
| sudarno ahmad/ekspres |
Menurut Kepala SD N Pujegan Wahyudin, selain dimaksudkan sebagai refreshing bagi siswa-siswi yang usai ujian juga dimaksudkan untuk mengenalkan obyek wisata (obwis) di Kabupaten Kebumen.
"Posisi sekolah kami di daerah pegunungan membuat siswa-siswi jarang berwisata. Karena itu sebelum lulus, kami ingin mengajak mereka agar mengenal obwis di Kabupaten Kebumen," jelasnya.
Dukuh Pujegan, tempat keberadaan sekolah tersebut, merupakan dukuh terpencil yang masuk wilayah Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung. "Penduduk pedukuhan ini hanya sekitar 120 jiwa. Sehingga jumlah peserta didik sekolah kami juga hanya 58 orang," papar Wahyudin.
Beruntung dukuh yang berada pada ketinggian 450 di atas permukaan laut (dpl) ini memiliki sekolah dasar.
"Kalau tidak ada SD di Pujegan, kasihan nanti anak-anak di sini jauh sekolahnya," ungkap pria yang setiap hari menempuh perjalanan hampir 15 km dari rumahnya di Kebumen menuju tempat sekolahnya.
Guru-guru yang mengajar semuanya juga dari luar dukuh Pujegan. "Jarak terdekat yang ditempuh guru dari rumahnya ke sekolah sekitar 5 km," lanjutnya.
Dengan jumlah 58 siswa-siswi, sebenarnya menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih ideal. Karena rata-rata perbandingan guru:siswa adalah 1:10.
"Sebenarnya perbandingan guru:murid ini merupakan kelebihan sekolah kami. Tinggal bagaimana membuat kegiatan belajar mengajar lebih efektif, agar siswa-siswi kami bisa berprestasi," pungkas Wahyudin yang baru setahun menjadi Kepala SDN Pujegan.(ori)
