jawaposradarsolo |
Bukan hanya sekedar berkunjung saja. Saat itu Sri Mulyani juga memiliki agenda memantau penyaluran pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Pihaknya langsung bertanya pada pedagang yang menjadi debitur UMi terkait penggunaan dana pinjaman.
"Program UMi ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat kecil utamanya para pedagang pasar karena syarat pinjaman sangat mudah," ujar Sri Mulyani.
Dia mengatakan, untuk Sukoharjo sendiri total penyaluran UMi mencapai Rp 6,84 miliar untuk 1.651 debitur. Penyalurannya melalui beberapa lembaga, masing-masinh Permodalan Nasional Madana (PNM) sebesar Rp 1,764 miliar untuk 833 debitur, Pegadaian sebesar RpRp 2,078 miliar untuk 323 debitur, BMT NU Sejahtera sebesar Rp 2,370 miliar untuk 237 debitur, BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) sebesar Rp 624,580 juta untuk 258 debitur.
Khusus untuk penyaluran UMi di Pasar Telukan melalui lembaga BMT BUS sebesar Rp 12,7 juta untuk sembilan debitur, Pegadaian Rp 18 juta untuk dua debitur, dan PNM Rp 20 juta untuk 10 debitur. Menurut Menkeu, dengan program UMi tersebut diharapkan semakin memudahkan pedagang kecil mendapatkan bantuan permodalan dengan syarat mudah.
Disisi lain, dalam kunjungannya di Pasat Telukan, Menkeu dengan dipandu petugas mendatangi satu persatu pedagang Pasar Telukan di lantai dua. Pedagang yang didatangi merupakan debitur pembiayaan UMi. Namun, Menkeu pun tak segan berhenti di pedagang lain nondebitur untuk sekadar berdialog mengenai harga barang.
Setidaknya, ada lima pedagang di Pasar Telukan yang jadi debitur pembiayaan UMi. Masing-masing pedagang daging ayam, tahu, pedagang sayur, pedagang jajan pasar, dan juga pedagang kelontong. Meski begitu, Menkeu juga sesekali berhenti pada pedagang lainnya untuk berdialog bahkan membeli dagangan.
Seperti yang dilakukan didepan pedagang tempe. Menkeu tertarik dengan tempe gembus. "Harganya berapa ini," ujar Menkeu sambil memegang dua potong tempe gembus.
Ibu pedagang tempe gembus itu pun lantas menjawab jika satu potong tempe gembus harganya cuma Rp1.000. Mendengar jawaban pedagang tersebut, Sri Mulyani pun lantas membeli lima buah tempe gembus. Hal serupa juga dia lakukan ketika berdialog dengan debitur yang berjualan tahu, sayur, dan lainnya.
Kunjungan Menkeu Sri Mulyani di Pasar Telukan memang berkonsep dialog langsung dengan Menkeu mendatangi satu persatu pedagang. Tidak ada acara seremonial dalam kunjungan Menkeu di Pasar Telukan, Grogol, Sukoharjo.
Sementara itu, Director of Finance and IT Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, saat ini sudah Rp 225 miliar yang disalurkan Pegadaian untuk program UMi. Khusus di Jateng, sudah terdapat sekitar 7.000 nasabah yang juga debiturUMi dengan nilai Rp 34 miliar. Rata-rata nasabah mendapatkan Rp 5,7 juta per pinjaman. Jangka waktu pinjaman sendiri mulai 1tahun hingga 3 tahun.
"Program ini lebih murah dibanding yang lain dan ada pendampingan dari petugas. Program ini membantu para pengusaha kecil agar ke depan bisnisnya lebih baik," ujarnya.
Menurutnya, program UMi targetnya memang penusaha kecil yang selama ini tidak bisa mengakses bank. Syarat untuk mendapat pinjaman modal pun sangat mudah, yakni cukup surat keterangan usaha dari kelurahan/desa. Teguh juga mengatakan, tahun ini target penyaluran UMi untuk Pegadaian Jateng sebesar Rp 78 miliar. (yan)