IMAM/EKSPRES |
Dari Pantauan Ekspres, Rabu (23/5/2018), suasana Makam Syech Anom Sida Karsa sangat sepi dan hanya terlihat beberapa peziarah saja. Padahal pada Bulan Ruwah kemarin para peziarah datang berbondong-bondong.
Muslih (42) salah satu warga setempat menyampaikan, bagi masyarakat bulan ziarah adalah Bulan Ruwah atau Sya’ban. Kata Ruwah sendiri kemungkinan berasal dari kata arwah. “Sehingga pada bulan tersebut, banyak masyarakat yang berziarah untuk mendoakan para leluhur,” tuturnya.
Dijelaskannya, saat Bulan Ruwah maka Makam Syech Anon Sida Karsa ramai dikunjungi peziarah. Bukan dari Kebumen saja, banyak peziarah yang datang dari luar Kabupaten Kebumen. “Kalau Ruwah, Parkir mobil kendaraan bisa sampai ratusan meter dari lokasi makam,” jelasnya.
Muslih juga menjelaskan, bahwa di sebelah selatan makam terdapat sebuah sumur tua peninggalan Waliyulloh Syekh Anom Sida Karso. Sumur terdapat di RT 1 RW 3 Dukuh Wadas Desa Grogobeningsari petanahan. Saat ini sumur tersebut jarang dikunjungi oleh para peziarah. “Air dari sumur tersebut dipercaya oleh sebagian masyarakat dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit,” jelasnya.
Sumur peninggalan Syech Anom tersebut juga tidak pernah kering airnya, meskipun mengalami kemarau panjang. Bahkan saat sumur yang lain di desa banyak yang kering saat kemarau sumur tersebut tetap ada airnya.
Bahkan di lokasi sumur telah dibangun kamar mandi. Biasanya bagi wanita yang belum mendapatkan keturunan akan mandi di tempat tersebut. Hal ini hal ini dilaksanakan sebagai bentuk ikhtiar agar segera mendapatkan keturunan.
Sepinya sumur peninggalan tersebut membuat Ghofur (28) salah satu warga RT 3 RW 3 desa setempat berharap agar rute menuju makam dibuat melewati sumur. Panjangnya rute juga akan berdampak pada meningkatnya sektor ekonomi. “Sebab di rute yang telah ditetapkan tersebut akan tumbuh berkembang warung-warung,” ucapnya. (mam)