KEBUMEN (kebumenekspres. Com) - Briptu Wahyu Catur Pamungkas, anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri asal Kebumen yang gugur dalam kerusuhan rutan Mako Brimob ternyata pernah berniat menjadi tentara atau Anggota TNI.
"Setahu saya dulu dia memang pernah berniat masuk tentara. Namun entah kenapa akhirnya menjadi anggota Polri, " kata sahabat Briptu Wahyu Catur, Meydika Candraaji ditemui saat melayat almarhum di rumah duka RT 2 RW 2 Desa Kamulyan Kuwarasan, Kamis dini hari tadi (10/5/2018).
Dika, sapaan Meydika Candraaji, mengatakan, niat menjadi anggota TNI tersebut memang akhirnya tak terjadi. Namun, selama menjadi anggota Polri sejak 2017, Briptu Wahyu Catur akhirnya bisa menikmati tugasnya. Meski tak sesuai keinginannya, almarhum bertekad memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara dengan tugasnya sebagai anggota Polri." Katanya, tugas sebagai anggota Polri itu amanat," ujar Dika.
Iswandi, paman Briptu Wahyu Catur Pamungkas, mengatakan, keponakannya tersebut memang lahir dari "keluarga militer". Sang ayah, Pujiono, baru saja pensiun dari tugasnya di Koramil Kuwarasan. Salah satu kakak Briptu Wahyu Catur, juga menjadi anggota TNI.
Briptu Wahyu Catur sendiri menempuh masa SMAnya di SMAN 1 Gombong jurusan IPA. Selepas SMA, Wahyu Catur lantas masuk SPN Purwokerto pada tahun 2016. Selepas pendidikan, Briptu Wahyu Catur ditarik dan bertugas di Mabes Polri yang kemudian diketahui masuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror."Tidak ada firasat apa-apa dari keluarga sebelum almarhum meninggal. Yang jelas, kami sangat terpukul dan merasa kehilangan," ujar Iswandi. Perasaan yang sama juga dirasakan Dika, tetangga dan kerabat almarhum yang lain.
Briptu Anumerta Wahyu Catur Pamungkas menjadi salah satu korban dalam kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat yang mengakibatkan lima polisi
gugur. Adapun korban masing-masing, Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo
Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas. Selain kelimanya, ada satu napi terorisme ikut terbunuh dalam
peristiwa itu.
Briptu Anumerta Wahyu Catur Pamungkas diketahui sebagai anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri. Diantara kelima polisi yang gugur, satu
diantaranya diketahui juga asal Kebumen. Dia adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli yang asal Desa Ngasinan, Kecamatan Bonorowo(*/cah
"Setahu saya dulu dia memang pernah berniat masuk tentara. Namun entah kenapa akhirnya menjadi anggota Polri, " kata sahabat Briptu Wahyu Catur, Meydika Candraaji ditemui saat melayat almarhum di rumah duka RT 2 RW 2 Desa Kamulyan Kuwarasan, Kamis dini hari tadi (10/5/2018).
Dika, sapaan Meydika Candraaji, mengatakan, niat menjadi anggota TNI tersebut memang akhirnya tak terjadi. Namun, selama menjadi anggota Polri sejak 2017, Briptu Wahyu Catur akhirnya bisa menikmati tugasnya. Meski tak sesuai keinginannya, almarhum bertekad memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara dengan tugasnya sebagai anggota Polri." Katanya, tugas sebagai anggota Polri itu amanat," ujar Dika.
Iswandi, paman Briptu Wahyu Catur Pamungkas, mengatakan, keponakannya tersebut memang lahir dari "keluarga militer". Sang ayah, Pujiono, baru saja pensiun dari tugasnya di Koramil Kuwarasan. Salah satu kakak Briptu Wahyu Catur, juga menjadi anggota TNI.
Briptu Wahyu Catur sendiri menempuh masa SMAnya di SMAN 1 Gombong jurusan IPA. Selepas SMA, Wahyu Catur lantas masuk SPN Purwokerto pada tahun 2016. Selepas pendidikan, Briptu Wahyu Catur ditarik dan bertugas di Mabes Polri yang kemudian diketahui masuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror."Tidak ada firasat apa-apa dari keluarga sebelum almarhum meninggal. Yang jelas, kami sangat terpukul dan merasa kehilangan," ujar Iswandi. Perasaan yang sama juga dirasakan Dika, tetangga dan kerabat almarhum yang lain.
Briptu Anumerta Wahyu Catur Pamungkas menjadi salah satu korban dalam kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat yang mengakibatkan lima polisi
gugur. Adapun korban masing-masing, Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo
Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas. Selain kelimanya, ada satu napi terorisme ikut terbunuh dalam
peristiwa itu.
Briptu Anumerta Wahyu Catur Pamungkas diketahui sebagai anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri. Diantara kelima polisi yang gugur, satu
diantaranya diketahui juga asal Kebumen. Dia adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli yang asal Desa Ngasinan, Kecamatan Bonorowo(*/cah