NOOR SYAFAATUL UDHMA/RADAR KUDUS |
Jika waktu bisa berputar, dia tak akan mengizinkan Sendi Jasmani, 27, keluar rumah. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Kini anak bungsunya telah meninggal dunia dengan luka tusukan di perut bagian kiri.
Kejadiannya bermula Minggu (24/6/2018) sekitar pukul 19.30. Saat itu Sendi keluar rumah di RT 1 RW 2, Desa Jojo, Kecamatan Mejobo, Kudus. Dia pamit akan membeli bakso di warung timur Balai Desa Jojo.
Sesampai di depan balai desa, Sendi dikeroyok orang tak dikenal. Menurut keterangan warga, sekitar tujuh orang sengaja menghadang. Lantas menusuk perut Sendi dengan pisau. Sendi sempat meminta tolong dan beberapa warga membantu.
Mengetahui Sendi terluka, warga membawa pulang ke rumah orang tuanya. Oleh Jamal, sepupu Sendi, diantar ke Puskesmas Mejobo menggunakan motor yang jaraknya sekitar 4,2 km. karena lukanya parah, korban dirujuk ke rumah sakit (RS). Namun, korban tidak menggunakan mobil ambulans. Terpaksa, korban dibonceng dengan motor menuju RS Aisyiah. Padahal, jarak UPT Puskesmas Mejobo ke RS Aisyiyah sekitar 6,7 km. di RS Aisyah tidak bisa diobati, akhirnya dirujuk ke RSUD dr Loekmono Hadi.
Sempat menjalani perawatan, Sendi akhirnya menghembuskan napas terakhir Senin (25/6) sekitar pukul 03.00. Jenazahnya dikebumikan sekitar kemarin pukul 09.00.
Ngatmini, ibu korban tidak menyangka anaknya menjadi korban pembunuhan. Sebab pengetahuannya, Sendi jarang di rumah karena bekerja di luar kota. Sehingga anaknya tidak memiliki musuh.
Ngatmini berharap kepolisian menemukan pelakunya. Dia juga menginginkan pelaku dihukum seberat-beratnya. ”Kudune dihukum seberat-berate. Anake kulo paling ragil niku bocahe mboten ono unine. Meneng. (Seharusnya dihukum sebarat-berat. Anak saya yang paling bungsu itu tidak banyak bicara. Pendiam),” jelasnya.
Tukiman, 35, sepupu korban mengaku, beberapa saksi dimintai keterangan polisi. Selain itu, rekaman CCTV balai desa bisa membantu mengungkap pelaku. ”Kami sangat bersyukur dengan adanya CCTV. Dengan begitu, pelaku bisa segera ditemukan,” harapnya.
Di dalam rekaman itu terlihat Sendi berhenti di sisi kiri gapura Desa Jojo. Kondisi jalanan tidak terlalu sepi. Beberapa kendaraan roda dua dan truk terlihat melintas. Pada 10 detik pertama, Sendi dihampiri dua orang dan langsung dipukul. Didetik berikutnya terlihat tiga orang muncul dan mencoba melerai. Tidak jelas ikut dalam rombongan atau sekadar lewat, namun terlihat dua orang mengendarai motor.
Jawa Pos Radar Kudus mencoba menelusuri Tempat Kejadian Perkara (TKP). Lokasinya di pintu masuk gapura Desa Jojo. Pada kanan gapura terdapat CCTV dengan tiga mata. Tiga mata ini mengarah di beberapa titik.
Kades Jojo Slamet Hidayat mengajak melihat TKP. Sesuai rekaman CCTV, korban sempat memarkir motor di depan gang. Tiba-tiba ada orang yang menyerang. ”Penyerangannya di sini,” katanya menunjukkan lokasi pengeroyokan.
”Saya tidak tahu pasti siapa pelaku dan apa motifnya. Nanti bisa ditanyakan ke kantor polisi. Sedangkan kondisi korban meninggal dunia setelah menjalani perawatan,” ungkapnya.
Ali Muhtadi, 42, sepupu korban yang lain mengaku, belum jelas motif pembunuhan. Namun keluarga meyakini, pelaku salah sasaran. Hal itu diduga dipicu tawuran saat orkes dangdut Minggu (24/6) sekitar pukul 13.00 di desa setempat.
Saat itu, kata Ali – sapaan akrbanya - sempat terjadi tawuran antara warga Pati, Jepara, dan Kudus, khususnya Jojo. Karena kejadian itu, diduga warga Pati marah. ”Dari omongan warga diduga pelakunya warga Pati yang marah gara-gara tawuran orkes. Kenapa kami yakin? Sebab siang hari sebelum pengeroyokan sepupu saya, ada warga Jepara yang dikeroyok. Orangnya juga ditusuk pisau dan dilepari batu. Namun, berhasil melarikan diri,” ungkapnya.
Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning mengatakan, kasus ini sedang dalam penyelidikan Satreskrim Kudus. Beberapa saksi sudah diminta keterangan untuk memperjelas kronologi kejadiannya. ”Kami masih proses penyelidikan,” ungkapnya.
Untuk motif hingga saat ini belum bisa memastikan. Begitu juga dengan pelaku yang diduga warga Pati. ”Itu baru dugaan saja. Kami masih melakukan pencarian dan meminta keterangan saksi-saksi,” jelasnya. (mal/ris)