IMAM/EKSPRES |
Hal ini berbeda dengan saat musim penghujan. Dimana jarang bunga yang tumbuh dan lebah pun terlihat tidak aktif. Beternak lebah memang sangat dipengaruhi oleh kondisi alam dan cuaca. Musim kemarau ini ternyata keberuntungan tersendiri bagi para peternak lebah.
Albait Nurfaozi (30) salah satu peternak lebah di RT 1 RW 1 Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan menyampaikan, musim kemarau memang sangat ditunggu-tunggu oleh perternak lebah. Pada awal musim banyak peternak yang menyaiapkan koloni baru untuk. “Kemarin kami baru menyiapkan koloni baru. Koloni akan berkembang baik pada musim kemarau,” tuturnya, Kamis (28/6/2018).
Albait yang telah menggeluti dunia peternakan lebah sejak dua tahun lalu menyampaikan, jika ditekuni dengan baik maka beternak lebah akan sangat menguntungkan. Kendati demikian jika hanya digunakan untuk sampingan hasinya pun kurang. “Kalau hanya untuk sampingan, hasilnya juga tidak bisa untuk pokok,” terangnya.
Penghasilan madu di musim kemarau dapat mencapai dua kali lipat. Pada musim tersebut lebah terlihat sangat aktif keluar masuk sarang. Hal ini berbeda dengan musim penguhujan yang terkadang justru cendrung membuat lebah tidak aktif. “Kalau pagi hujan, hanya sedikit lebah yang beraktivitas. Terlebih jika terjadi hujan sehari penuh,” katanya.
Di Kebupaten Kebumen, lanjutnya, terutama di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebenarnya mempunyai potensi yang sangat tunggi untuk berternak lebah. Hal ini lantaran di kawaan kawasan tersebut tersedian banyak tumbuhan sepanjang tahun. “Ini peluang sangat baik,” jelasnya.
Albait menambahkan, setidaknya terdapat tiga jenis lebah yang dapat diternak yakni Apis Cerana (lokal), Apis Miliefera (Australia) dan lebah Trigon (Klanceng). “Untuk lebah Jenis Apis Dorsata hingga kini belum ada yang bisa menangkarnya,” ucapnya, (mam)