JAKARTA - Untuk kali kesekian terjadi kasus kesalahan cetak Alquran. Kali ini kabar kesalahan pencetakan Alquran itu beredar melalui pesan singkat WhatsApp (WA). Di dalam pesan yang berisi foto halaman Alquran tersebut, kesalahan terjadi pada Surat Al Baqarah ayat tiga dan empat.
Pada ayat ketiga terdapat tiga kesalahan. Paling fatal terjadi pada pengujung ayat. Yang benar seharusnya yunfiqun namun tertulis yuqimun. Kemudian menjelang akhir ayat keempat yang seharusnya berbunyi minkoblika wa bil akhiroti, tertulis minkoblika bil akhiroti alias tidak ada wa-nya.
Terkait beredarnya kabar Alquran salah cetak tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) sedang menelusuri beberapa informasi. Yakni mencari cover atau sampul foto Alquran tersebut. Sebab, untuk menelusuri siapa penerbit dan tahun terbit Aquran tersebut paling mudah dilihat di halaman sampulnya.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin sebelumnya mengaku belum mendapatkan foto Alquran yang dilaporkan salah cetak itu. Namun ketika melihat foto itu, dia menyampaikan rasa kaget. "Wah ini kesalahan parah dan cenderung disengaja," katanya kemarin.
Dia mencontohkan pada pengujung ayat yang ketiga seharusnya berbunyi yunfiqun yang artinya menginfakkan. Tetapi di dalam Alquran yang salah cetak tersebut tertulis yuqimun dan artinya adalah melaksanakan.
Amin mengatakan, sayang sekali yang beredar masih foto halaman dalam Alquran saja. Karena itu, tim Kemenag langsung turun ke lapangan untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Dia juga berharap masyarakat ikut melaporkan jika mendapatkan foto tersebut. Apalagi jika komplet dengan cover atau nama penerbitnya.
Senada dengan Amin, Direktur Urusan Agama Islam Kemenag Juraidi mengatakan, mereka harus memastikan lebih dahulu siapa yang mencetak dan kapan pencetakan Alquran tersebut. Selain itu, juga dipastikan apakah Alquran tersebut sudah memiliki tanda tashihnya. Tanda tashih itu merupakan tanda bahwa Alquran tersebut sudah dicek atau diteliti dengan cermat oleh Lajnah Pentashih Musfah Alquran Kemenag. (wan/oki)
Pada ayat ketiga terdapat tiga kesalahan. Paling fatal terjadi pada pengujung ayat. Yang benar seharusnya yunfiqun namun tertulis yuqimun. Kemudian menjelang akhir ayat keempat yang seharusnya berbunyi minkoblika wa bil akhiroti, tertulis minkoblika bil akhiroti alias tidak ada wa-nya.
Terkait beredarnya kabar Alquran salah cetak tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) sedang menelusuri beberapa informasi. Yakni mencari cover atau sampul foto Alquran tersebut. Sebab, untuk menelusuri siapa penerbit dan tahun terbit Aquran tersebut paling mudah dilihat di halaman sampulnya.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin sebelumnya mengaku belum mendapatkan foto Alquran yang dilaporkan salah cetak itu. Namun ketika melihat foto itu, dia menyampaikan rasa kaget. "Wah ini kesalahan parah dan cenderung disengaja," katanya kemarin.
Dia mencontohkan pada pengujung ayat yang ketiga seharusnya berbunyi yunfiqun yang artinya menginfakkan. Tetapi di dalam Alquran yang salah cetak tersebut tertulis yuqimun dan artinya adalah melaksanakan.
Amin mengatakan, sayang sekali yang beredar masih foto halaman dalam Alquran saja. Karena itu, tim Kemenag langsung turun ke lapangan untuk menindaklanjuti kasus tersebut. Dia juga berharap masyarakat ikut melaporkan jika mendapatkan foto tersebut. Apalagi jika komplet dengan cover atau nama penerbitnya.
Senada dengan Amin, Direktur Urusan Agama Islam Kemenag Juraidi mengatakan, mereka harus memastikan lebih dahulu siapa yang mencetak dan kapan pencetakan Alquran tersebut. Selain itu, juga dipastikan apakah Alquran tersebut sudah memiliki tanda tashihnya. Tanda tashih itu merupakan tanda bahwa Alquran tersebut sudah dicek atau diteliti dengan cermat oleh Lajnah Pentashih Musfah Alquran Kemenag. (wan/oki)