JAKARTA – Pemungutan suara dalam pilkada serentak tahun ini berlangsung sesuai rencana. Namun, tidak semua berjalan mulus. Dari total 171 daerah, dua kabupaten di Papua batal melaksanakan coblosan. Kabupaten Nduga yang sebelumnya menjadi sasaran aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) tidak menyelenggarakan pemilihan gubernur. Sedangkan pemilihan bupati di Kabupaten Paniai ditunda sampai situasi kondusif.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan bahwa masalah di Kabupaten Nduga memang masih terkait dengan penembakan pesawat yang terjadi di Bandara Kenyam tiga hari lalu (25/6). Akibatnya, logistik pilkada tidak terdistribusi dengan baik. ”Sementara logistik belum dapat dikirim. Sehingga (pilkada) ditunda dulu,” ucap dia kemarin (27/6/2018).
Wiranto belum tahu pasti sampai kapan penundaan pilkada di Kabupaten Nduga berlangsung. Yang pasti, pemerintah tidak memaksakan penyelenggara pilkada maupun aparat keamanan mengambil risiko yang mengancam nyawa mereka. ”Sampai memungkinkan pengiriman logistik,” kata dia. Ancaman KKSB di Kabupaten Nduga memang cukup serius. Tidak hanya aparat keamanan, mereka juga menyerang masyarakat sipil.
Lebih lanjut Wiranto menyampaikan bahwa masalah di Kabupaten Paniai juga tidak dapat dianggap remeh. Untuk itu, penyelenggara pilkada dan aparat keamanan terus berkoordinasi. ”Dari hasil koordinasi, maka satu wilayah itu (Kabupaten Paniai) ditunda sampai keadaan cukup kondusif,” ujarnya. Tapi, penundaan itu hanya berlaku untuk pemilihan bupati. Sedangkan pemilihan gubernur tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Wiranto menjelaskan, pemilihan bupati di Kabupaten Paniai ditunda lantaran ada perbedaan keputusan antara KPUD kabupaten dengan KPUD provinsi. ”KPUD provinsi menghendaki dua calon sedangkan KPUD kabupaten dan masyarakat setempat menghendaki satu calon tunggal,” bebernya. Alhasil, pemilihan bupati tidak dapat diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Selain itu, nyaris tidak ada masalah lain dalam pemungutan suara di Papua. Pemilihan bupati di Kabupaten Deiyai, Membrano Tengah, Puncak, Biak Numfor, Mimika, dan Jayawijaya berlangsung lancar. Hanya insiden kecil sempat terjadi di Jayawijaya. Wiranto menyampaikan, salah seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berusaha membawa kabur surat suara dari TPS 5 di Distrik Wamena.
Tindakan tersebut dilakukan oleh petugas KPPS berinisial AW. ”Sudah dapat ditangkap,” ucap Wiranto. Berkaitan dengan hal itu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjelaskan bahwa hal serupa juga pernah terjadi ketika dirinya masih mejabat sebagai kepala Polda Papua. ”Alasannya primordialisme, keberpihakan pada pasangan calon tertentu,” terang pejabat yang akrab dipanggil Tito itu.
Namun demikian, Tito memastikan masalah tersebut sudah klir. Polda Papua sudah menangkap petugas KPPS tersebut. ”Laporan dari kapolda sudah ditangkap,” kata dia. Selanjutnya, aparat keamanan bersama penyelenggara pilkada kembali berkoordinasi guna membahas pelaksanaan pemungutan suara susulan. Sebab, surat suara yang dibawa lari sudah dirusak oleh AW. Besar kemungkinan pemungutan suara susulan dilaksanakan hari ini (28/6).
Terkait masalah yang terjadi di Papua, Komisioner KPU RI Hasyim Asyari saat dikonfirmasi menyatakan bahwa pihaknya baru mendapat informasi awal. Menurut dia, data sementara menyebutkan logistik untuk Kabupaten Nduga terlambat, sehingga belum bisa dilakukan pemungutan suara. ”Sudah di kecamatan, namun belum sampai distrik,” kata Hasyim kemarin.
Sementara itu, sambung Hasyim, kasus berbeda terjadi di Kabupaten Paniai. Sesuai informasi yang diperoleh aparat keamanan, KPU juga mendapat informasi bahwa pilkada gubernur untuk wilayah Papua sudah berjalan di kabupaten tersebut. Namun, untuk pemilihan bupati tertunda. ”Yang menunda teman-teman KPU di kabupaten/kota. Informasi baru sebatas itu,” ucap dia menjelaskan.
Guna membantu penyelenggara pilkada, Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasito menjelaskan bahwa Polri sudah memutuskan untuk memperkuat kembali aparat keamanan di Kabupaten Nduga. ”Khususnya untuk mengamankan (situasi dan kondisi) dan tentunya untuk mencari pelaku-pelaku (penembakan),” terang dia. Menurut Setyo, personel tambahan dari Jakarta sudah diberangkatkan ke Kabupaten Nduga kemarin.
Tapi, jenderal polisi dengan dua bintang di pundak itu belum tahu pasti jumlah personel yang diterbangkan ke sana. Setyo juga menyampaikan, aparat keamanan gabungan dari Polri dan TNI bakal berusaha sebaik mungkin agar pemungutan suara di Kabupaten Nduga segera terlaksana. Sehingga masyarakat tidak menunggu terlalu lama. ”Ndak (ditunda) sampai (pilpres) itu,” ujarnya.
Berdasar data dan informasi dari Kodam XVII/Cendrawasih, KKSB kembali beraksi di Kabupaten Nduga kemarin pagi. Sekitar pukul 08.15 WIT sampai pukul 09.05 WIT mereka melepaskan tembakan beruntun tidak terarah. Serangan tersebut lantas dibalas oleh personel gabungan Yonif 755/Yalet dan personel Brimob. ”Sehinga terjadi kontak tembak di sekitar area Bandara,” terang Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel M. Aidi kemarin.
Aidi menyampaikan bahwa tembakan balasan mau tidak mau harus diluncurkan petugas lantaran serangan KKSB dinilai berbahaya. Bukan hanya beraksi di sekitar Bandara Kenyam, mereka juga sempat melepaskan tembakan dari belakangan kantor Bappeda Kabupaten Nduga dan kantor Keuangan Kabupaten Nduga. ”Tidak ada korban dari pihak keamanan,” ujarnya.
Sementara korban dari KKSB sampai kemarin malam belum bisa dipastikan. ”Karena (KKSB) segera melarikan diri ke arah hutan,” ucap Aidi. Hanya saja, serorang bocah bernama Yonggi Gwijangge sempat terkena rekoset peluru yang dilepaskan ketika terjadi baku tembak antara aparat keamanan dengan KKSB. ”Setelah mendapatkan perawatan di puskesmas korban kembali ke rumah karena hanya menderita luka ringan,” tambah dia.
Berdasar informasi yang diperoleh sejumlah pejabat setempat, diperoleh keterangan bahwa KKSB yang beraksi di Kabupaten Nduga merupakan gabungan dari Timika, Lani Jaya, Puncak Jaya, juga Nduga. Berdasar pertemuan itu juga diputuskan bahwa pemungutan suara di Kabupaten Nduga dilaksanakan hari ini.
Menyambung persoalan yang terjadi sepanjang pemungutan suara kemarin, Wiranto mengungkapkan, masalah juga muncul di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Berdasar laporan yang diterima kemarin, satu TPS di kabupaten tersebut batal melaksanakan pemungutan suara. ”Tertunda karena kondisi alam. Ada banjir di sana. Sehingga nggak bisa nyebrang. Logistiknya nggak terikirim sampai sekarang,” jelasnya.
Di luar masalah itu, pemungutan suara berjalan lancar. Karena itu, Wiranto berani menyampaikan bahwa pilkada serentak di 171 daerah tahun ini secara umum berlangsung sukses. ”Aman, damai, tertib, lancar, dan terkendali,” tegasnya. Meski ada beberapa persoalan teknis, seluruhnya dapat diatasi oleh penyelenggara pilkada. Dia pun menyebutkan, tidak satu pun aparat dilaporkan tidak netral. Baik aparat TNI maupun Polri. (bay/syn)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan bahwa masalah di Kabupaten Nduga memang masih terkait dengan penembakan pesawat yang terjadi di Bandara Kenyam tiga hari lalu (25/6). Akibatnya, logistik pilkada tidak terdistribusi dengan baik. ”Sementara logistik belum dapat dikirim. Sehingga (pilkada) ditunda dulu,” ucap dia kemarin (27/6/2018).
Wiranto belum tahu pasti sampai kapan penundaan pilkada di Kabupaten Nduga berlangsung. Yang pasti, pemerintah tidak memaksakan penyelenggara pilkada maupun aparat keamanan mengambil risiko yang mengancam nyawa mereka. ”Sampai memungkinkan pengiriman logistik,” kata dia. Ancaman KKSB di Kabupaten Nduga memang cukup serius. Tidak hanya aparat keamanan, mereka juga menyerang masyarakat sipil.
Lebih lanjut Wiranto menyampaikan bahwa masalah di Kabupaten Paniai juga tidak dapat dianggap remeh. Untuk itu, penyelenggara pilkada dan aparat keamanan terus berkoordinasi. ”Dari hasil koordinasi, maka satu wilayah itu (Kabupaten Paniai) ditunda sampai keadaan cukup kondusif,” ujarnya. Tapi, penundaan itu hanya berlaku untuk pemilihan bupati. Sedangkan pemilihan gubernur tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Wiranto menjelaskan, pemilihan bupati di Kabupaten Paniai ditunda lantaran ada perbedaan keputusan antara KPUD kabupaten dengan KPUD provinsi. ”KPUD provinsi menghendaki dua calon sedangkan KPUD kabupaten dan masyarakat setempat menghendaki satu calon tunggal,” bebernya. Alhasil, pemilihan bupati tidak dapat diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Selain itu, nyaris tidak ada masalah lain dalam pemungutan suara di Papua. Pemilihan bupati di Kabupaten Deiyai, Membrano Tengah, Puncak, Biak Numfor, Mimika, dan Jayawijaya berlangsung lancar. Hanya insiden kecil sempat terjadi di Jayawijaya. Wiranto menyampaikan, salah seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berusaha membawa kabur surat suara dari TPS 5 di Distrik Wamena.
Tindakan tersebut dilakukan oleh petugas KPPS berinisial AW. ”Sudah dapat ditangkap,” ucap Wiranto. Berkaitan dengan hal itu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menjelaskan bahwa hal serupa juga pernah terjadi ketika dirinya masih mejabat sebagai kepala Polda Papua. ”Alasannya primordialisme, keberpihakan pada pasangan calon tertentu,” terang pejabat yang akrab dipanggil Tito itu.
Namun demikian, Tito memastikan masalah tersebut sudah klir. Polda Papua sudah menangkap petugas KPPS tersebut. ”Laporan dari kapolda sudah ditangkap,” kata dia. Selanjutnya, aparat keamanan bersama penyelenggara pilkada kembali berkoordinasi guna membahas pelaksanaan pemungutan suara susulan. Sebab, surat suara yang dibawa lari sudah dirusak oleh AW. Besar kemungkinan pemungutan suara susulan dilaksanakan hari ini (28/6).
Terkait masalah yang terjadi di Papua, Komisioner KPU RI Hasyim Asyari saat dikonfirmasi menyatakan bahwa pihaknya baru mendapat informasi awal. Menurut dia, data sementara menyebutkan logistik untuk Kabupaten Nduga terlambat, sehingga belum bisa dilakukan pemungutan suara. ”Sudah di kecamatan, namun belum sampai distrik,” kata Hasyim kemarin.
Sementara itu, sambung Hasyim, kasus berbeda terjadi di Kabupaten Paniai. Sesuai informasi yang diperoleh aparat keamanan, KPU juga mendapat informasi bahwa pilkada gubernur untuk wilayah Papua sudah berjalan di kabupaten tersebut. Namun, untuk pemilihan bupati tertunda. ”Yang menunda teman-teman KPU di kabupaten/kota. Informasi baru sebatas itu,” ucap dia menjelaskan.
Guna membantu penyelenggara pilkada, Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasito menjelaskan bahwa Polri sudah memutuskan untuk memperkuat kembali aparat keamanan di Kabupaten Nduga. ”Khususnya untuk mengamankan (situasi dan kondisi) dan tentunya untuk mencari pelaku-pelaku (penembakan),” terang dia. Menurut Setyo, personel tambahan dari Jakarta sudah diberangkatkan ke Kabupaten Nduga kemarin.
Tapi, jenderal polisi dengan dua bintang di pundak itu belum tahu pasti jumlah personel yang diterbangkan ke sana. Setyo juga menyampaikan, aparat keamanan gabungan dari Polri dan TNI bakal berusaha sebaik mungkin agar pemungutan suara di Kabupaten Nduga segera terlaksana. Sehingga masyarakat tidak menunggu terlalu lama. ”Ndak (ditunda) sampai (pilpres) itu,” ujarnya.
Berdasar data dan informasi dari Kodam XVII/Cendrawasih, KKSB kembali beraksi di Kabupaten Nduga kemarin pagi. Sekitar pukul 08.15 WIT sampai pukul 09.05 WIT mereka melepaskan tembakan beruntun tidak terarah. Serangan tersebut lantas dibalas oleh personel gabungan Yonif 755/Yalet dan personel Brimob. ”Sehinga terjadi kontak tembak di sekitar area Bandara,” terang Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel M. Aidi kemarin.
Aidi menyampaikan bahwa tembakan balasan mau tidak mau harus diluncurkan petugas lantaran serangan KKSB dinilai berbahaya. Bukan hanya beraksi di sekitar Bandara Kenyam, mereka juga sempat melepaskan tembakan dari belakangan kantor Bappeda Kabupaten Nduga dan kantor Keuangan Kabupaten Nduga. ”Tidak ada korban dari pihak keamanan,” ujarnya.
Sementara korban dari KKSB sampai kemarin malam belum bisa dipastikan. ”Karena (KKSB) segera melarikan diri ke arah hutan,” ucap Aidi. Hanya saja, serorang bocah bernama Yonggi Gwijangge sempat terkena rekoset peluru yang dilepaskan ketika terjadi baku tembak antara aparat keamanan dengan KKSB. ”Setelah mendapatkan perawatan di puskesmas korban kembali ke rumah karena hanya menderita luka ringan,” tambah dia.
Berdasar informasi yang diperoleh sejumlah pejabat setempat, diperoleh keterangan bahwa KKSB yang beraksi di Kabupaten Nduga merupakan gabungan dari Timika, Lani Jaya, Puncak Jaya, juga Nduga. Berdasar pertemuan itu juga diputuskan bahwa pemungutan suara di Kabupaten Nduga dilaksanakan hari ini.
Menyambung persoalan yang terjadi sepanjang pemungutan suara kemarin, Wiranto mengungkapkan, masalah juga muncul di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Berdasar laporan yang diterima kemarin, satu TPS di kabupaten tersebut batal melaksanakan pemungutan suara. ”Tertunda karena kondisi alam. Ada banjir di sana. Sehingga nggak bisa nyebrang. Logistiknya nggak terikirim sampai sekarang,” jelasnya.
Di luar masalah itu, pemungutan suara berjalan lancar. Karena itu, Wiranto berani menyampaikan bahwa pilkada serentak di 171 daerah tahun ini secara umum berlangsung sukses. ”Aman, damai, tertib, lancar, dan terkendali,” tegasnya. Meski ada beberapa persoalan teknis, seluruhnya dapat diatasi oleh penyelenggara pilkada. Dia pun menyebutkan, tidak satu pun aparat dilaporkan tidak netral. Baik aparat TNI maupun Polri. (bay/syn)