 |
| KHOLID HAZMI/RADAR KUDUS |
Sekitar pukul 08.30, Taj Yasin bergegas menuju kediaman KH Maimoen Zubair. Masih dengan penampilan khas santri. Dia mengenakan peci hitam, baju putih lengan panjang dan sarung. Sedangkan istrinya Nawal Nur Arafah mengenakan dress dengan jilbab hitam.
Pertemuan Taj Yasin dan istrinya dengan KH Maimoen Zubair berlangsung tertutup. Karena kondisi kesehatan ulama kharismatik itu kurang baik. Sehingga harus berada di dalam kamar. Sedangkan, biasanya beliau selalu duduk di ruang tamu ketika menerima tamu.
Selama kurang lebih 15 menit, pasangan Ganjar Pranowo itu meminta restu dari sang ayah sebelum mencoblos. Dia juga menyempatkan sarapan bersama sang ayah. Setelah itu, dia ditemani para simpatisan menuju makam ibunda dan kakeknya.
”Ke abah dan sarapan sekaligus meminta doa restu. Kemudian ke makam Ibu. Agar Pilkada ini berjalan lancar,” jelasnya.
Yakni, Hj Mastiah dan KH Zubair Dahlan. Dia duduk disamping kiri istirinya dan memimpin langsung ziarah pagi kemarin. Usai ziarah, Taj Yasin berjalan kaki menuju TPS 4 Desa Karangmangu, Sarang. Diantar para simpatisan.
TPS tersebut persis berada di sisi selatan Jalan Pantura Sarang. Jaraknya hanya ratusan meter dari rumah Taj Yasin. Cukup ditempuh dengan jalan kaki. Dia menyempatkan diri bersalaman dengan warga yang telah menunggunya di depan pintu masuk TPS. Sampai di TPS sekitar pukul 09.00.
Ayah tiga anak ini langsung disambut petugas KPPS yang sudah bersiap menyambut. Alur pencoblosan tetap diikuti oleh Yasin dan istrinya. Dia menuju meja pendaftaran terlebih dahulu. Lalu, megambil surat suara di meja yang berbeda.
Yasin dan istrinya kompak menunjukkan surat suara yang telah didapatnya. Dia kemudian menuju bilik pencoblosan. Sebelum memasukkan surat suara ke kotak, keduanya kembali menunjukkan surat suara yang sudah dicoblos. Namun dengan kondisi terlipat.
Surat suara yang sudah dicoblos dimasukkan ke kotak. Keduanya lalu mencelupkan jari kelingking ke dalam wadah berisi tinta biru. Pertanda kalau sudah menggunakan hak pilihnya. Tak lupa, jari kelingking yang sudah terkena tinta ditunjukkan ke awak media.
Usai mencoblos, Taj Yasin dan istrinya pulang ke rumah. Diantar oleh simpatisan dan santri dengan iringan rebana serta salawat. Senyum lebar terus diperlihatkan Yasin dan istrinya ketika bertemu warga.
Seolah tak ada rasa lelah yang terpancar dari wajahnya. Padahal, sejak sehari sebelum pencoblosan banyak sekali simpatisan yang bertamu ke rumahnya. Berbagai kegiatan seperti melekan sambil nonton bola dan khataman Quran juga diikutinya.
Sesampainya di rumah, dia berbincang santai dengan para tetangga. Semua tamu disuguhi makanan. Mulai dari nasi uduk, kopi hitam dan bubur petis. Meskipun sebelum mencoblos sudah sarapan, Yasin nampak asyik menikmati bubur petis khas Sarang itu.
Dia menemani warga yang juga menyantap hidangan tersebut. Duduk di kursi depan rumahnya. Di gang sempit yang sesekali ada sepeda motor lewat. Penjual es krim pun lewat depan rumah cawagub itu.
Wajah Yasin nampak lebih tenang usai mencoblos. Guyonan ringan sesekali dilontarkan ketika berbincang dengan warga. Salah satunya dengan temannya semasa sekolah yang hingga kini belum juga menikah.
”Ini teman saya sekolah. Tapi, sampai sekarang belum punya istri,” katanya sambil tersenyum lebar.
Pria berusia 34 tahun ini benar-benar memanfaatkan waktu bersama para tetangga usai mencoblos. Setelah menyantap bubur petis, dia menyempatkan diri takziyah ke tetangganya.
Beberapa menit kemudian, Bupati Rembang Abdul Hafidz bersama Forkompinda berkunjung ke kediaman KH Maimoen Zubair. Taj Yasin pun bergegas menemui rombongan tersebut. Sekitar pukul 12.00, dia bersama tim berangkat menuju Semarang. (lid)
