IMAM/ESKPRES |
Mereka berdua pentas dengan membawakan lakon “Sesaji Rojo Suyo” di Pendopo Rumah Kediaman Rektor Universitas Indraprasta (Unindara) Jakarta Prof Dr H Sumaryoto, Sabtu (30/6/2018) malam.
Penampilan wayang kulit dengan dalang cilik tersebut, memberikan kesan yang luar biasa. Terlebih kedua kakak beradik itu bukan berasal dari Jawa melainkan Jakarta. Kendati demikian dalam membawakan wayang kedua dalang cilik itu terlihat fasih saat bertutur Bahasa Jawa.
Bukan hanya soal olah bahasa saja, Prama dan Rafi juga jago dalam memainkan wayang. Hal itu tentunya membuat para penonton berdecak kagum. Selain piawai dalam olah sabet dengan adegan salto dan bermain gada, Prama dan Rafi juga mampu memainkan wayang dengan berbagai gaya peperangan. Bahkan pihaknya juga trampil, cepat dan tepat sasaran serta tepat dengan iringan musik gamelan. Tak mengherankan meski Prama masih duduk di bangk 1 MTs dan Rafi di 4 MI, namun sudah mendapat amanah sebagai Duta Budaya untuk India dan Rusia.
Kepada media Prama dan Rafi mengaku senang bisa mendalang. Bahkan teman-temannya di sekolah pun banyak yang kagum atas prestasi tersebut. Selain itu banyak pula yang mendorong Prama dan Rafi untuk terus berlatih. “Teman-teman dan sekolah mendukung agar kami terus berlatih,” kata dua dalang cilik yang sama-sama mengidolakan tokoh Gatot Kaca tersebut.
Untuk diketahui, Prama dan Rafi merupakan cucu dari Rektor Unindara Jakarta Prof Dr H Sumaryoto. Mereka lahir dari pasangan Ambar Trihapsari (37) dengan Aswin Fitriansyah. Selain Prama dan Rafi pasangan Ambar dan Aswin juga mempunyai putra bernama Farel Syahdan (7). Berbeda dengan kedua kakaknya, Farel ternyata lebih menyukai wayang orang. “Kalau yang ini lebih menyukai wayang orang, bahkan pernah pentas memerankan Hanoman,” terang Ambar Trihapsari, sembari menyampaikan meski sibuk mendalang namun hal itu tidak mengganggu prestasi sekolah Prama dan Rafi.
Dalam kesempatan tersebut Prof Dr H Sumaryoto menyampaikan jika beberapa waktu lalu Prama dan Rafi tampil di dua kota besar yakni Pietersburg dan Moskow Negara Rusia. Bukan hanya itu saja, mereka juga telah tampil di Negera India. “Dua anak ini suka wayang sejak kecil, bahkan di usia 2 tahun sudah sering nonton wayang,” ucapnya.
Adanya tontonan di Desa Banyumudal, selain memberikan hiburan bagi masyarakat juga berdampak positif bagi perekonomian. Adanya hiburan tersebut membuat banyak warga yang menonton. Kesempatan itu juga digunakan oleh masyarakat untuk berdagang. (mam)