sudarno ahmad/ekspres |
Hadir pada acara tersebut Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kebumen Dyah Woro Palupi, Pimpinan Cabang Bank Jateng Kebumen, serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Kebumen.
Kepala BPKAD Kabupaten Kebumen, Dyah Woro Palupi, menjelaskan aplikasi Sibuba merupakan seperangkat aplikasi komputer yang digunakan untuk membantu proses administrasi data pada OPD atau unit kerja. Terutama untuk memproses transaksi non tunai belanja langsung daerah serta untuk meminimalkan kesalahan karena human error.
"Aplikasi ini untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian kegiatan belanja langsung daerah," terang Dyah Woro Palupi.
Sementara itu target untuk aplikasi ini sebanyak 159 OPD atau unit kerja dengan 56 bendahara pengeluaran dan 189 bendahara pengeluatan pembantu. BPKAD telah melakukan uji coba intern ntara TSI dengan Bank Jateng dan penyedia jasa pada 28 Juni lalu. Kemudian, pada 29 Juni telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan bagi 62 operator CMS pada OPD di lingkungan Pemkab Kebumen.
"Secara bertahap tahun ini diterapkan di tiga OPD sebagai pilot project, yaitu di Bappenda, Perindag dan Bagian Umum. Tahun 2019 kita terapkan di kecamatan, SMP negeri dan Puskesmas secara bertahap," tandasnya.
Dalam sambutannya, Plt Bupati menyampaikan layanan Sibuba sebagai upaya perwujudan tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Organisasi dan proses birokrasi yang ramping, efisien dan berbasis teknologi informasi, manajemen SDM aparatur yang profesional, serta pelayanan publik yang berkualitas.
"Ini juga bukti komitmen kita untuk memaksimalkan pelayanan publik," kata Yazid Mahfudz.
Plt Bupati mengatakan, teknologi informasi merupakan kebutuhan utama. Sarana untuk mempermudah komunikasi, dan interaksi serta membantu menyelesaikan pekerjaan. Juga memudahkan dan mempercepat proses pelayanan. Termasuk dalam pengelolaan keuangan daerah. Agar dapat ditata dan dikelola dengan tertib, tepat, cepat, akurat, efektif dan efisien.
"Dari laporan yang saya terima, Sibuba ini yang terintegrasi secara host to host dengan CMS Bank Jateng bertujuan untuk otomatisasi proses pengendalian belanja daerah," ujarnya.
Selain itu, juga mendorong optimalisasi disiplin anggaran dalam proses transasksi non tunai yang dikelola OPD atau Unit Kerja. Sehingga faktor human error bisa diminimalisir.
Ia meminta aplikasi ini segera disosialisasikan agar dapat digunakan dengan benar dan maksimal. Sehingga pengguna paham cara mengoperasikannya. "Intinya, semua inovasi harus mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Kalau masih terdapat kelambatan atau kesulitan, berarti ada sesuatu yang harus dibenahi. Baik inovasinya, maupun penggunanya," tegasnya.(ori)