heru/radarmas |
Pengamat BMKG Banjarnegara, Widi Harissandi menyebutkan, dalam minggu ini telah terjadi fenomena embun es tiga hari berturut-turut sejak hari Kamis (25/7/2018) yang lalu. "Suhunya cukup dingin tiga hari ini," katanya.
Dengan begitu, masyarakat diengpun berusaha menghalau dingin dengan mengenakan pakaian hangat hingga beberapa lapis. "Jaket saja tiga lapis," kata Slamet Budiono, Kepala Desa Dieng Kulon Wetan Kecamatan Batur.
munculnya embun upas di kawasan dataran tinggi Dieng memang menambah keindahan di objek wisata tersebut. Meski bagi petani kentang menjadi momok, di sisi lain fenomena alam tersebut justru menarik bagi wisatawan.
Meningkatnya wisatawan sejak munculnya embun es juga diakui oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Dwi Suryanto yang memperkirakan ada penambahan wisatawan hingga 30%. "Mereka penasaran ingin melihat," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, dr Ahmad Setiawan mengatakan, pihaknya mengingatkan masyarakat dan pengunjung Dieng memperhatikan daya tahan tubuh. ”Salah satu risiko yang mengancam yakni hipotermia,”katanya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia yang hidup di iklim tropis/panas belum terbiasa menghadapi suhu yang amat dingin, dikarenakan badan dan daya tahan tubuhnya juga berbeda dengan orang yang memang berasal dari daerah dingin seperti Eropa.
Suhu yang terlalu dingin, lanjutnya, bisa menyebabkan gangguan peredaran daerah dan jaringan. Kesadaran juga akan menurun dan pada kondisi tertentu bisa menyebabkan halusinasi. Jika tidak segera ditangani, bisa berakibat fatal.
Resiko hipotermia ini dapat mengakibatkan seseorang lepas kontrol dan berujung pada kematian jika terlambat ditangani. Ahmad menganjurkan bagi wisatawan dan masyarakat dieng untuk berpakaian hangat lengkap dan mencukupi nutrisi tubuh.(her)