sudarno ahmad/ekspres |
"Tetapi Adipura tahun ini konsepnya berubah lagi. Diharapkan yang mendapat Adipura yang betul-betul program kegiatannya melibatkan masyarakat. Makanya kita ingin membuktikan di Kebumen dalam pengurangan sampah bisa terjadi," kata Edi Rianto.
Edi menjelaskan, masih ada dua tahapan yang harus ditempuh Kabupaten Kebumen untuk mendapatkan penghargaan dibidang lingkungan tersebut. Yakni rencana pengelolaan dan pengurangan sampah, serta paparan Bupati Kebumen dihadapan Presiden RI. "Paparannya sekitar bulan Oktober dan akan diumumkan pada bulan November," ujarnya.
Sementara itu, pada Apel Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2018 juga diluncurkan program Gerakan Masyarakat Pilah dan Tabung Sampah (Gempita) serta penukaran sampah dengan tanaman. Peluncuran itu dilakukan oleh Plt Bupati Kebumen Yazid Mahfudz.
Peluncuran ditandai dengan pemilahan sampah dan dimasukan ke dalam tempat sampah sesuai dengan jenisnya. Serta ditandai dengan pelepasan burung emprit. Hadir pada acara itu, Pj Sekda Mahmud Fauzi, Kepala Dinas Perkim LH Edi Rianto, para Asisten Sekda, Staf Ahli Bupati, serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Kebumen.
Kepada wartawan, Yazid Mahfudz, mengatakan kegiatan tersebut juga sebagai upaya mendukung diraihnya Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu, Pemkab Kebumen dalam waktu dekat akan membangun Bank Sampah Induk di tingkat kabupaten. Hal ini dilakukan untuk menampung sampah-sampah yang yang dikelola Bank Sampah di tingkat desaa/kelurahan maupun dari tingkat kecamatan.
"Saya optimis (dengan Bank Sampah) kesadaran masyarakat kebumen akan semakin meningkat," kata Plt Bupati Kebumen, saat meninjau sejumlah stand pameran pada kegiatan apel itu.
Menurutnya, kegagalan Kabupaten Kebumen meraih Adipura selama ini salah satu sebabnya adalah pengelolaan sampah. Pihaknya, optimis dengan program yang baru saja diluncurkan itu, Kabupaten Kebumen akan mendapat penghargaan Adipura.
Pada kesempatan itu, Plt Bupati juga membacakan sambutan tertulis Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Siti Nurbaya. Dalam sambutannya, Menteri LHK menyampaikan peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2018 mengangkat tema “Kendalikan Sampah Plastik”.
Tema ini mengandung arti motivasi kerja sekuat tenaga untuk atasi sampah. Juga kerja yang sistematis dalam mengurangi dan mengelola sampah. Melakukan pengelolaan sampah berkelanjutan melalui kegiatan daur ulang. Atau dikenal dengan istilah 3R (Reduce,Reuse, dan Recycle). Serta yang penting adalah upaya bersama kolaborasi semua pihak, pemerintah/pemda, masyarakat dan dunia usaha.
Komposisi sampah plastik di Indonesi saat ini sekitar 16% dari total timbulan sampah secara nasional. Komposisi sampah plastik menunjukan trend meningkat. Dari 11% di tahun 2005 menjadi 15% di tahun 2015. Sumber utama sampah plastik berasal dari kemasan makanan dan minuman, kemasan konsumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya.
Dari total timbulan sampah plastik, yang telah silakukan daur ulang diperkirakan baru 10-15% saja. Selain itu 60-70% ditimbun di TPA. Dan 15-30% belum terkelola dan terbuang ke lingkungan. Terutama ke lingkungan perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut.
Pada kesempatan itu, juga diserahkan bantuan sarana prasarana pengelolaan persampahan, yakni 3 kendaraan roda tiga dan tiga buah gerobak. Selain itu, juga digelar kerja bakti di Alun-alun Kebumen yang melibatkan seluruh PNS, pelajar dan PKL.(ori)