BANJARNEGARA - Pertandingan Liga III Jateng berakhir rusuh. Tiga supporter Persibara luka-luka usai pertandingan yang berlangsung di Stadion Muchtar Pemalang, Minggu (22/7/2018). Pada pertandingan tersebut, timtuan rumah unggul 5:4 melalui drama adu penalti.
Korban harus dijahit pada bagian kepala dan telinga. Selain itu, tiga unit bus Cebong Jaya dan minibus elf mengalami kerusakan. Kaca bus rusak akibat lemparan batu dari oknum supporter PSIP Pemalang.
"Secara legawa dan sportif kamimengakuikeunggulan PSIP atas Persibara," kata PSSI Banjarnegara yang juga Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Senin (23/7). Namun di sisi lain, pihaknya marah dan sangat kecewa atas pertandingan final yang diwarnai tindakan anarkis dari supporter tuan rumah.
Budhi geram terhadap tindakan anarkis supporter Local Boys Squadra (LBS). Supporter tuan rumah yang mengenakan kaos hitam itu mengejar rombongan yang hendak pulang. Dia menyayangkan sikap damai dibalas dengan amukan dan lemparan batu yang membabi buta. Pasca insiden, korban dibawa ke Puskesmas terdekat. Namun karena peralatan tidak memadai, dibawa ke RS Mardatillah Randudongkal. "Namun ternyata kami masih terus dikejar oleh oknum supporter PSIP," ungkapnya. Kondisi ini sangat kontras ketika pertandingan berlangsung di Stadion Soemitro Kolopaking yang berlangsung aman dan tertib.
Atas insiden ini, pihaknya akan menempuh langkah hukum. "Ini tindak pengeroyokan dan tindak anarkis. Kami sudah mengantongi bukti-bukti baik foto, video dan saksimaya yang sangat kuat dan cukup untuk menjerat pelaku," tandasnya.
Kasat Pol PP Banjarnegara Aris Sudaryanto yang mendampingi supporter Persibara mengalami secara langsung kerusuhan tersebut. Menurut dia, ada sekitar 50orang yang menghadang rombongan supporter Persibara. Dengan brutal, mereka mengamuk dan melempari rombongan asal Banjarnegara dengan batu, paving dan besi. "Akibatnya bus kami mengalami rusak bod dan kaca-kaca pecah," ujarnya.
(drn/)
Korban harus dijahit pada bagian kepala dan telinga. Selain itu, tiga unit bus Cebong Jaya dan minibus elf mengalami kerusakan. Kaca bus rusak akibat lemparan batu dari oknum supporter PSIP Pemalang.
"Secara legawa dan sportif kamimengakuikeunggulan PSIP atas Persibara," kata PSSI Banjarnegara yang juga Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Senin (23/7). Namun di sisi lain, pihaknya marah dan sangat kecewa atas pertandingan final yang diwarnai tindakan anarkis dari supporter tuan rumah.
Budhi geram terhadap tindakan anarkis supporter Local Boys Squadra (LBS). Supporter tuan rumah yang mengenakan kaos hitam itu mengejar rombongan yang hendak pulang. Dia menyayangkan sikap damai dibalas dengan amukan dan lemparan batu yang membabi buta. Pasca insiden, korban dibawa ke Puskesmas terdekat. Namun karena peralatan tidak memadai, dibawa ke RS Mardatillah Randudongkal. "Namun ternyata kami masih terus dikejar oleh oknum supporter PSIP," ungkapnya. Kondisi ini sangat kontras ketika pertandingan berlangsung di Stadion Soemitro Kolopaking yang berlangsung aman dan tertib.
Atas insiden ini, pihaknya akan menempuh langkah hukum. "Ini tindak pengeroyokan dan tindak anarkis. Kami sudah mengantongi bukti-bukti baik foto, video dan saksimaya yang sangat kuat dan cukup untuk menjerat pelaku," tandasnya.
Kasat Pol PP Banjarnegara Aris Sudaryanto yang mendampingi supporter Persibara mengalami secara langsung kerusuhan tersebut. Menurut dia, ada sekitar 50orang yang menghadang rombongan supporter Persibara. Dengan brutal, mereka mengamuk dan melempari rombongan asal Banjarnegara dengan batu, paving dan besi. "Akibatnya bus kami mengalami rusak bod dan kaca-kaca pecah," ujarnya.
(drn/)